Kegagalan hari Ini berarti pendorong,
Namun kejayaan semalam bukan berarti kemegahan oleh karena itu gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit, dan rendahkanlah dirimu serendah rumput di bumi.

share yu...

Antara Otoriter, Diktator dan Demokrasi

Otoriter, Diktator dan Demokrasi adalah bentuk-bentuk penyelenggaraan pemerintahan suatu negara. Namun kita sering mengabaikan kapan dan dimana bentuk-bentuk negara sebaiknya dipilih, digunakan dan dijalankan.
            Bentuk-bentuk negara yang disebutkan di atas, semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan itu sudah menjadi hukum alam, bahwa segala sesuatu itu pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang perlu kita pahami adalah mana diantara yang akan kita pilih akan membawa dan memberikan hasil yang terbaik bagi kita semua yang terlibat di dalamnya?
            Sebelum membahas lebih lanjut, sedikit akan diulas mengenai definisi dari ketiga bentuk negara dimaksud, dan definisi ini diterangkan dalam bahasa umum/awam sehingga lebih mudah untuk difahami maksud dan tujuan serta maknanya.
Otoriter, adalah sebuah kekuasaan yang diselenggarakan secara sepihak, dan dijalankan dengan melakukan tekanan-tekanan atau paksaan-paksaan kepada warganya untuk mengikuti kebijakan pemegang kekuasaan. Dalam bentuk yang satu ini, kebebasan individu nyaris tidak ada.
Diktator, adalah sebuah kekuasaan yang diselenggarakan berdasarkan perintah-perintah yang harus diikuti dan dilaksanakan oleh semua warganya dengan memberikan kebebasan dalam batas-batas tertentu yang telah ditetapkan.
Demokrasi adalah sebuah kekuasaan yang diselenggarakan berdasarkan kebebasan individu dalam memilih dan menentukan bagaimana sesuatu sebaiknya dijalankan.melalui kesepakatan bersama atau dijalankan berdasarkan kehendak mayoritas.
            Nah, yang jadi masalah, kapan dan dimana bentuk-bentuk negara itu sebaiknya dipilih dan dijalankan?
            Mari kita perhatikan pemaparan berikut ini,
            Otoriter, sebuah kewenangan mutlak yang tidak dapat diganggu gugat dan mau tidak mau tanpa ada pilihan lain harus diikuti dan dipatuhi oleh orang yang terikat oleh kewenangan mutlak itu.
Saya akan contohkan dalam skup kecil keluarga. Seorang anak yang baru lahir hingga ia mulai mengerti berkomunikasi dan dapat merespon komunikasi dengan baik dan benar, adalah saat yang paling tepat dan wajib untuk menerapkan sistem ini. Orang tua diberi kewenangan mutlak untuk melakukan kekuasaannya secara otoriter, dan ini harus dijalankan sampai si anak mengerti bahwa otoritas yg dilakukan oleh orang tuanya adalah bagian dari pendewasaan karakter individu.
Setelah karakter individu terbentuk dengan benar, si orang tua harus siap untuk memperlunak kewenangannya dengan berpindah kebentuk diktator, dimana si anak diberikan arahan-arahan positif agar terberntuk karakter pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab, serta memberikan sedikit kebebasan dalam melakukan tindakan dan tetap dalam pengawasan penuh sang orang tua. Ada pun kebebasan yang diberikan, pada dasarnya adalah sebuah pengujian, dimana si anak dapat memperlihatkan tanggung jawab pada kebebasan yg dipercayakan kepadanya dan ini berlanjut hingga si anak dewasa dan mengerti betul sebab-akibat yang bisa ditimbulkan oleh suatu pengambilan keputusan dan melahirkan perbuatan. Dalam hal ini si anak dididik sepenuhnya untuk menjadi individu yang dewasa, bijaksana, disiplin dan bertanggung jawab. Dan akhirnya setelah melalui kedua proses pembentukkan itu si anak diberi kebebasan mutlak untuk memilih apa yang terbaik bagi diri dan masa depannya dan dalam bentuk yang satu ini sang orang tua sudah tidak memiliki kewenangan lagi untuk memaksakan kehendaknya dalam bentuk apa pun, karena tahap pembentukan karakter telah berakhir. Maka sang orang tua mulai menjadi penasihat bagi si anak yang telah dewasa dan didewasakan oleh pendidikan serta pembentukkan yang dijalankan sebelumnya. Sang orang tua harus terus menurunkan sifat-sifat kearifan, kebijaksanaan dan kemuliaan sebagai penasihat yg telah berpengalaman membangun sebuah pribadi yang mandiri dan bertanggung-jawab. Dan sang anak akan menjalankan sistem seperti ini secara turun-temurun dan terus berlanjut hingga batas akhir kehidupan.
            Nah, setelah skup kecil bisa diterapkan dengan tepat dan benar barulah kita perluas ke skup yang lebih luas, yaitu negara. Dimana negara akan mengakomodir skup-skup kecil tadi yaitu keluarga untuk menjalankan pemerintahan sesuai maksud dan tujuan suatu negara didirikan.
            Sebuah pemerintahan negara harus bisa menentukan bentuk pemerintahan yang mana sebaiknya diterapkan. Ya tentu saja yang harus diperhatikan adalah skup kecil tadi, mayoritas keluarga kecil, yg menjadi bagian terkecil dari suatu negara berada dalam usia yang mana? Balita, remaja atau dewasa? Dari sanalah bentuk negara harus mulai dijalankan. Bentuk pemerintahan tidak bisa memutlakkan untuk memilih satu bentuk pemerintahan saja, karena jika suatu bentuk pemerintahan  yang belum cocok dan dipaksakan untuk dijalankan akan berakibat fatal, negara tersebut akan berantakan tanpa arah dan tujuan.
            Jadi kita tak perlu latah mengikuti suatu bentuk pemerintahan, apakah itu Otoriter, diktator maupun Demokrasi. Kita harus mampu mawas diri untuk memilih dan menjalankan bentuk pemerintahan yang pas dan cocok dalam menyelenggarakan pemerintahan suatu negara.
            Memaksakan kehendak, bukanlah kewenangan mutlak yang dianugerahkan kepada manusia, tetapi setiap kehendak itu harus dibarengi dengan kebijaksanaan serta tanggung-jawab dan di koordinasikan oleh suatu kekuasaan untuk mencapai kebaikkan bersama.
Dan ini “TIDAKLAH MUDAH”

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kiri kanan home