Sosok perempuan ternyata begitu penting
bagi kaum pria. Perempuan bagaikan satu paket komplit yang bisa membuat
pria terpesona, dari lekuk tubuhnya, aroma tubuhnya, wangi rambutnya,
hingga kelembutan kulitnya. Ketika sosok wanita melintas di hadapannya,
dalam sekejap pria lupa dengan semua hal yang semula dipikirkannya.
Bahkan, mendengar nama perempuan disebut saja sudah membuat otak pria
berhenti bekerja.
Ini bukan sebuah sangkaan belaka, melainkan
hasil penelitian psikolog Johan Karremans dan Sanne Nauts. Keduanya
mengadakan Stroop Test, uji kognitif dasar dimana biasanya Anda akan
melihat secarik kertas berisi kata-kata tentang jenis-jenis warna,
namun kata-kata tersebut dicetak dengan warna yang berbeda. Lalu Anda
diminta menyebutkan warna dari kata yang tertera, bukan apa kata
tersebut.
Namun dalam eksperimen Stroop Test ini, kedua
peneliti meminta menguji 71 pria dan wanita yang menjadi relawan untuk
merespons melalui instant message dari sebuah monitor yang akan
memunculkan nama laki-laki atau perempuan. Kemampuan kognitif kaum
perempuan rupanya tidak terpengaruh oleh nama laki-laki atau perempuan
yang ditampilkan. Sementara kaum pria, meskipun sama sekali tidak
terpengaruh oleh nama laki-laki, gagal menunjukkan kemampuan kognitif
mereka setelah mendengar nama perempuan. Dengan kata lain, otak mereka
tidak berfungsi dalam kapasitas penuh hanya karena mereka mendengar nama
"Amanda" atau "Natalie" muncul di layar monitor.
Dalam eksperimen berikutnya, seluruh partisipan diberitahu bahwa seorang pria atau wanita akan mengirim pesan pada mereka melalui instant messenger. Meskipun tidak ada pesan-pesan yang dikirimkan, para pria masih tersipu-sipu, dan gagal lagi dalam uji kognitifnya.
Dalam eksperimen berikutnya, seluruh partisipan diberitahu bahwa seorang pria atau wanita akan mengirim pesan pada mereka melalui instant messenger. Meskipun tidak ada pesan-pesan yang dikirimkan, para pria masih tersipu-sipu, dan gagal lagi dalam uji kognitifnya.
Mengapa
reaksi pria sangat berbeda dari kaum wanita? Sulit dijelaskan, namun
menurut Nauts, hal ini kemungkinan disebabkan kaum pria cenderung lebih
memaknai situasi yang relatif netral dalam konotasi seksual ketimbang
kaum perempuan.
sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar