BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kimia
merupakan sebuah cabang ilmu IPA disamping Fisika, dan Biologi. Penerapan ilmu
kimia dalam kehidupan sehari-hari sangatlah beragam namun banyak dari ilmu
kimia tersebut yang belum diketahui dan di pahami
oleh beberapa orang terutama dalam penggunaanya padahal jika telusuri lebih
dalam ilmu kimia sangatlah bermanfaat
dalam segala aspek kehidupan. Karena sains cakupannya meliputi alam dan
seisinya tentulah hal-hal yang berbau kimia sangat mudah dan sering dijumpai
dalam keseharian.
Alam
semesta merupakan tempat yang sangat menarik dan misterius untuk dikaji dari
segi ilmu kimia. Sifat alam yang berubah-ubah dan sulit ditebak dapat
menimbulkan suatu fakta dan keunikan baru dalam ilmu kimia seperti ditemukannya
unsur baru dalam alam yang sering kita kenal dengan sebutan unsur transisi.
Segala komponen yang ada disekitar kita
disusun atas partikel-partikel yang memiliki kesamaan yang beragam dan
membentuk suatu kumpulan partikel yang dikenal dengan sebutan unsur. Unsur
tersebut dapat saling terhubung dengan unsur lain dan bergabung membentuk suatu
senyawa yang dapat digunakan dalam keseharian manusia. Sehingga dapat dikatakan
bahwa unsur merupakan suatu komponen fundamental dan struktural suatu material,
terdiri atas partikel kecil yang memiliki ciri-ciri yang sama dan dapat menyatu
dengan unsur lain sehingga tercipta keadaan seimbang.
Pada
pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai unsur golongan VA. Unsur golongan VA
merupakan unsur dalam tabel periodik yang terdiri dari N (nitrogen), P
(fosfor), As (arsen), Sb (antimon) dan Bi (bismut). Kali ini akan dibahas
mengenai bagaimana ciri-ciri, kestabilan, kegunaan, keberadaan dialam, sifat
unsur hingga pembuatan dan sintesis unsur golongan VA yang banyak kita jumpai
dilingkungan sekitar kita.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri
unsur golongan VA ?
2. Bagaimana
sifat-sifat kimia dan fisika unsur golongan VA ?
3. Bagaimana keberadaan unsur golongan VA?
4. Bagaimana
pembuatan unsur golongan VA ?
5. Apa
sajakah kegunaan unsur golongan VA ?
6. Bagaimanakah persenyawaan golongan VA ?
7. Bagaimana kestabilan (jari-jari atom, energi ionisasi dan
afinitas elektron) golongan VA ?
8. Bagamana sintesis unsur golongan VA ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan ciri-ciri unsur golongan VA.
2. Menjelaskan sifat-sifat kimia dan fisika golongan VA.
3. Menjelaskan
keberadaan unsur golongan VA.
4. Menjelaskan
pembuatan unsur golongan VA.
5. Menjelaskan
kegunaan unsur golongan VA.
6. Menjelaskan persenyawaan golongan VA.
7. Menjelaskan kestabilan (jari-jari atom, energi ionisasi
dan afinitas elektron) golongan
VA.
8. Menjelaskan
sintesis golongan VA.
BAB II
ISI
A.
Ciri
– ciri Umum
Golongan
VA
1.
Nitrogen
Unsur
ini terdapat di alam sebagi gas yang terbilang tidak berwarna, tidak memiliki
bau dengan rumus molekul N2. Gas nitrogen dapat dicairkan jika
didinginkan pada suhu kritisnya (-1470C). Dimampatkan pada 35 atm
dan pada keadaan suhu kritis menghasilkan cairan tak berwarna yang mendidih
pada -1960C dan 1 atm.
2.
Fosfor
Fosfor
memiliki dua alotrop, yaitu fosfor putih dan fosfor merah. Fosfor putih
berbentuk seperti lilin, berupa padatan berwarna putih. Tidak seperti warnanya,
zat tersebut memiliki kandungan yang sangat beracun dan reaktif. Karena
kereaktifannya tersebut fosfor putih harus disimpan di dalam air yang tentunya
tidak akan terlarut. Fosfor putih termasuk molekuler padat (P4).
Atom-atom fosfor dalam molekul P4 disusun pada suhu tetrahedral
teratur sedemekian sehingga setiap atom berikatan tunggal satu sama lain.
Berbeda dengan fosfor putih, fosfor merah memiliki kereaktifan yang lebih
rendah bahkan kurang reaktif dari fosfor putih.
3.
Arsen
Arsen
memiliki sifat getas atau keras pada keadaan normal, arsen termasuk dalam logam
padat berwarna abu mengkilap. Arsen dapat menyublim ketika sanpai pada suhu
61,50C. Jika uap dari arsen tersebut didinginkan maka uap tersebut
akan membentuk Kristal non-logam berwarna kuning.
4.
Antimon
Antimon
menyerupai perak, berupa padatan mengkilap. Namun Bentuk non-logam berbeda
dengan arsen yang berbentuk logam, kemudian antimon ini memiliki warna kuning
yang telah dikenal, tetapi hanya stabil pada suhu sangat rendah.
5.
Bismut
Bismut
termasuk ke dalam logam yang memiliki warna putih sedikit kemerah-merahan
B.
Sifat-sifat
Kimia
Golongan
VA
Sifat-sifat umum
golongan VA
a . Energi
ionisasi sangat tinggi, sehingga sukar untuk membentuk kation
b . Oksida
Sb membentuk oksida amfoter, sedangkan N, P, As, membentuk oksida asam dan Bi
membentuk oksida basa
c . Kecuali
N, dapat mempunyai bilangan oksidasi 6
d . As
dan Sb terbentuk unsure metalloid
e . Dapat
membentuk senyawa hidrida yang makin menurun kestabilannya
f. Kecuali
N, dapat bertindak sebagai konduktor listrik
Tabel1. Sifat – Sifat Unsur – Unsur
Golongan VA
Unsur
|
Kenampakan dan Sifat
|
Konfigurasi elektron
|
N
|
Gas, mudah menguap, tidak reaktif,
elektronegatifannya paling tinggi dalam satu golongan
|
2s2 2p3
|
P
|
Padatan polimorfi (jenis senyawa sama,
bentuk Kristal berbeda)
|
3s2 3p3
|
As
|
Padatan gelap
|
4s2 4p3
|
Sb
|
Padatan, kilap logam, mudah rapuh
|
5s2 5p3
|
Bi
|
Padatan, kilap logam, mudah rapuh
|
6s2 6p3
|
C.
Keberadaan
Unsur
Golongan
VA dialam
Unsur-unsur golongan
VA menunjukan kecenderungan perbedaan dari non logam ke logam.Nitrogen dan
fosfor termasuk ke dalam golongan non logam , arsen dan antimion adalah
semilogam, dan bismut logam. Nitrogen hanya menunjukan sedikit mirip dengan
kelompok lainnya. Ini dapat dilihat dari rumus unsur dan senyawanya. Molekul
nitrogen secara elementer adalah N2, fosfor putih adalah P4. Hal
serupa, terdapat asam okso +5 dimana
nitrogen adalah HNO3, dan fosfor adalah H3PO4.
Selain bismut,
unsur-unsur golongan VA mempunyai senyawa yang stabil pada keadaan oksidasi +5.
Pada nitrogen, senyawa dengan oksidasi +5 merupakan zat pengoksidasi. Karena
itu asam nitrat, HNO3 direduksi menjadi NO2 (biloks 4 ),
NO (+2), N2 (0), dan NH3 (-3). Keadaan oksidasi +5 dari
fosfor yang sangat stabil, tetapi asam fosfat, H3PO4
bukan zat pengoksidasi. Untuk unsur – unsur lainnya, keadaan oksidasi pada
umumnya +3, menjadi lebih stabil dari atas ke bawah golongan.
Fosfor merupakan
unsure golongan V A yang cukup melimpah dan terdapat dalam mineral fosfat,
seperti fluorapitat, Ca5(PO4)3F, yang dapat
ditulis sebagai 3Ca3(PO4)2.CaF2
untuk menunjukan keberadaan kalsium fosfat. Unsur lainnya selain nitrogen,
kurang melimpah di alam dan terdapat sebagai bijih oksida dan sulfida.
Tabel 2. Keberadaan Unsur-unsur Golongan VA
Unsur
|
Kelimpahan
|
N
|
Gas N2 menjadi bagian dari udara
di atmosfer (78%), dan jumlah yang sangat sedikit sebagai NH3 dan
HNO3
|
P
|
Sebagai batuan fosfat apatit , misal :
mineral fluorapatit, Ca5(PO4)3F dan
hidroksiapatit, Ca5(PO4)3OH
|
As
|
Mineral sulfide, misalnya realgar (As4S4),
orpiment (As2S3), arsenolit (As2O3),
arsenopirit (FeAsS)
|
Sb
|
Mineral sulfida, misalnya stibnite (Sb2S3)
dan ulmanit (NiSbS), serta jumlah kecil logam Sb
|
Bi
|
Mineral sulfida dan oksida, misalnya bismit
(Bi2O3), bismutinit (Bi2S3),
bismutit [(BiO)2CO3]
|
D. Pembentukan
Unsur Golongan VA
1.
Nitrogen (N)
Untuk memperoleh nitrogen dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu :
a.
Di laboratorium dari dekomposisi termal senyawa amonium
nitrit CNH4NO2 dengan cara dipanaskan. Reaksinya seperti berikut :
CNH4NO2 (s) → N2
(g) + 2H2O
b.
Dalam industri, dengan cara destruksi bertingkat dan
pencairan (destilasi udara cair) karena N2 mempunyai titik didih rendah
daripada O2 maka ia lebih dahulu menguap sebagai fraksi pertama
c.
Secara spektroskop N2 murni di buat dengan dekomposisi
termal Natrium Barium Azida. Berikut reaksinya:
2NaN3 → 2Na + 3N2
d.
Pemanasan NH4NO2 melalui reaksi sebagai berikut
NH4NO2 →
N2 + H2O
e.
Oksidasi NH3 melalui reaksi sebagai berikut
2NH3 +
3CuO → N2
+ 3Cu + H2O
f.
Destilasi (penyulingan) bertingkat dari udara cair.
Pembuatan gas nitrogen dilakukan bersamaan dengan pembuatan gas oksigen
karena sumbernya juga sama, yaitu udara. Udara yang mengandung 78 % gas
nitrogen, didinginkan sehingga diperoleh nitrogen dan oksigen cair.
Selanjutnya, cairan tersebut didistilasi pada suhu 195,8°C. Nitrogen cair akan
menguap dan terpisah dengan oksigen cair. Uap nitrogen ini, kemudian ditampung
dan dapat digunakan sesuai keperluan.
Nitrogen dibuat dengan penyulingan bertingkat udara cair. Udara bersih
dimasukkan ke dalam kompresor, kemudian didinginkan dengan pendingin. Udara
dingin mengembang melalui celah dan hasilnya adalah udara yang suhunya lebih
dingin, cukup untuk menyebabkan mencair. Selanjutnya udara cair disaring untuk
memisahkan unsur CO2 dan hidrokarbon, kemudian didistilasi dengan cara udara
cair memasuki bagian puncak kolom di mana nitrogen, komponen yang paling mudah
menguap, keluar sebagai gas, dan pada pertengahan kolom, gas argon keluar dan
oksigen cair sedang komponen yang paling sulit menguap terkumpul di
dasar kolom.
Gambar 1. Distilasi Udara Cair (Sumber: Ensiklopedia
IPTEK).
Keterangan
gambar :
1.
CO2 dan H2O dipisahkan.
2.
Gas dialirkan ulang.
3.
Udara ditekan dan didinginkan.
4.
Udara mengembang melalui nosel dan mendingin.
2.
Fosfor (P)
Fosfor dibuat dalam tanur listrik dengan memanaskan fosforit, pasir, dan
kokas dengan reaksi seperti berikut.
Ca3(PO4)2(l) +
3SiO2(s) → 3CaSiO3(l) + P2O5(s)
2P2O5(s) + 10C(s) →
P4(s) + 10CO(g)
Dalam proses ini dihasilkan fosfor kuning. Adapun Fosfor merah dihasilkan
dengan jalan memanaskan fosfor kuning pada suhu 250 °C tanpa udara.
Jenis Fosfor
|
Cara Isolasi
|
Fosfor Putih
|
2Ca5(PO4)3 + 6SiO2 +
10C 6CaSiO3 +
10 CO + P4
|
Fosfor Merah
|
Memanaskan fosfor putih pada 300o C dalam vakum
|
Fosfor Hitam
|
Memanaskan fosfor putih pada temperatur dan tekanan tinggi
|
Tabel 3. Jenis-jenis Fosfor dan cara isolasinya
3.
Arsen (Ar)
Arsen paling banyak
dihasilkan di Swedia, sebagian besar arsen dibuat dengan cara memanaskan
mineral arsenopirit dengan udara. Peristiwa tersebut akan membentuk As4O6.
Yang mana arsen dapat diekstrasi melalui reduksi karbon. Namun demikian, hal
ini juga memungkinkan untuk membuat arsen dengan memanaskan arsenopirit dengan
suhu 650oC hingga 700oC tanpa oksigen.
Pada skala industri
dibuat dengan cara memanaskan mineral dalam vakum. Gas arsen yang dikondensasi
menjadi padatan:
FeAsS (700oC)
→ FeS + As (g) → As (s)
4.
Antimon (Sb)
Dengan bijih
sulfida, metode pembuatan antimon tergantung pada jumlah antimon pada bijih
mentah. Jika bijih mengandung antimon 25% hingga 45% b/b, antimon kotor dapat
dihasilkan dengan meleburkan bijih pada tungku hembus. Jika bijih mengandung
antimon sebanyak 45$ hingga 60% b/b, antimon dihasilkan dengan cara memanaskan
bijih, atau dikenal dengan likuidasi. Bijih dengan kandungan antimon60% b/b
secara kimia dapat digantikan dengan besi cair, dengan hasil logam tak murni.
Jika bijih oksida
antimon mmengandung antimon kurang dari 30% b/b, direduksi dengan tungku hembus
(blast furnace). Jika bijih
mengandung antimon mendekati 50% b/b, bijih direduksi dengan tungku gema (reverberatory furnace).
Bijih antimon
dengan campuran sulfida dan oksida dileburkan dengan tungku hembus.
Sb2S3 digosok
dengan logam besi sehingga sulfidanya bereaksi dengan besi:
Sb2S3 + 3Fe → 2Sb +
3FeS
Atau mineral
antimony dipanaskan sehingga terbentuk oksida Sb2O3 yang selanjutnya
direaksikan dengan arang dengan adanya natrium sulfat:
2Sb2O3 + 3C → 4Sb
+3CO2
5.
Bismut (Bi)
Bismut terdapat
dalam bentuk mineral. Namun lebih murah ketika bismut diproduksi bersamaan
dengan timbal. Di Tiongkok, bismut juga pada tungsten (W) dan bijih zink.
Diproduksi sebagai produk samping industri Cu, Pb, Sn, Au dan Zn dengan tahap
akhir melibatkan reduksi oksida bismut dengan arang.
E.
Kegunaan Unsur
Golongan VA
1.
Nitrogen (N)
Kegunaan nitrogen
yaitu:
a.
Dalam bentuk amonia niotrogen digunsksn sebagai bahan
pupuk, obat-obatan, asam nitrat, urea, hidrasin, amin, dan pendingin.
b.
Asam nitrat digunakan dalam pembuatan zat pewarna dan
bahan peledak.
c.
Nitrogen sering digunakan jika diperlukan lingkungan yang
inert, misalnya dalam bola lampu listrik untuk mencegah evaporasi filamen
d.
Sedangkan nitrogen cair banyak digunakan sebagai
refrigerant (pendingin) yang sangat efektif karena relatif murah
e.
Banyak digunakan oleh laboratorium-laboratorium medis dan
laboratoriumlaboratorium penelitian sebagai pengawet bahan-bahan preservatif
untuk jangka waktu yang sangat lama, misalnya pada bank sperma, bank
penyimpanan organorgan tubuh manusia, bank darah.
f.
Penyimpanan bahan-bahan yang mudah busuk: freezing,
cooling, mengawetkan produk makanan dan minuman yang belum diolah pada suhu
rendah, pengiriman dengan menggunakan truk pendingin.
Kegunaan unsur nitrogen dalam senyawa, yaitu:
a.
N2H4 ( hidrazina )
sebagai bahan bakar untuk roket
b.
NH4Cl ( amonium klorida ) digunakan sebagai “fluks” untuk
membersihkan besi sebelum digalvani dan untuk membersihkan logam sebelum
dipatri , digunakan dalam sel kering ( batere ) dan pada penyiapan bahan untuk
dicelup.
c.
NH4F ( amonium fluorida ) digunakan untuk mengetsa kaca
d.
( NH4)2S ( amonium sulfida ) reagensia umum untuk
analisis kualitatif , digunakan dalam membuat polisulfida
e.
( NH4)2SO4 ( amonium sulfat ) sebagai pupuk , sumber ion
NH4+ yang termurah setelah NH3.
f.
(NH4)2CO3 ( amonium karbonat ) obat untuk dicium
g.
(NH2)2CO ( urea)
sebagai bahan dari air kemih manusia, dibuat secara sentetis untuk
digunakan sebagai pupuk .
h.
(NH4)2HPO4 (
amonium monohidrogen fosfat ) sebagai pupuk dengan N maupun P dalam suatu
senyawaan
i.
N2O ( nitogen (1)
oksida) dalam bentuk gas dibuat dengan memanaskan NH4NO3 dengan hati-hati , obat bius ( anestetik)
lunak, pasien bisa mendapat mimpi yang begitu hidup sehingga mereka akan
mengingatnya sebagai kenyataan.
j.
NaNO2 ( natrium nitrit ) digunakan dalam pengemasan
daging untuk mengawetkan warna merah yang diasosiasikan dengan daging segar ,
bisa bereaksi dengan bahan kimia tertentu dalam perut dengan menghasilkan
senyawaan karsinogenik ( dapat menimbulkan kanker ) , yang disebut nitrosamina
.
k.
KNO3 ( kalsium nitrat ) dicampur dengan belerang dan
arang untuk membuat bubuk hitam ( mesiu, black powder).
2.
Fosfor (P)
Dalam agrikultur dan produksi pertanian sekitar 70% - 75% P2O5 digunakan
sebagai fertiliser. Selain itu Ca(H2PO4)2·H2O juga dapat digunakan sebagai
fertiliser. Senyawa CaHPO4·2H2O digunakan sebagai makanan hewan. Senyawa PCl3
dan P4S10 digunakan untuk pesticida, senyawa POCl3 untuk membuat plastic,
kemudian senyawa Na5P3O10 digunakan untuk membuat detergen.
Selain itu fosforus juga dipakai untuk membuat mainan yang bercahaya di
kegelapan, korek api, sumber lampu radioaktif, LED warna putih, Cathode Ray
Tubes, dan lampu Fluorescent. White phosphorus yang terbuat dari fosfor
digunakan dalam militer untuk membuat granat asap. Fosfor juga digunakan dalam
memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk lainnya. Fosfor juga
merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan tulang.
3.
Arsen (Ar)
Penggunaan arsen sangat bervariasi antara lain pada industri pengerasan
tembaga dan timbal sebagai bahan pengisi pembentukan campuran logam, industri
pengawet kayu (bersama tembaga dan krom), untuk melapisi perunggu
(menjadikannya berwarna merah tua), industri cat, keramik, gelas (penjernih
dari noda besi) dan kertas dinding.
Timbal biarsenat telah digunakan di abad ke-20 sebagai insektisida untuk
buah namun mengakibatkan kerusakan otak para pekerja yang menyemprotnya. Selama
abad ke-19, senyawa arsen telah digunakan dalam bidang obat-obatan tetapi
kebanyakan sekarang telah digantikan dengan obat-obatan modern.
4.
Antimon (Sb)
Antimon digunakan di teknologi semikonduktor untuk membuat detector
inframerah, diode dan peralatan Hall-effect. Ia dapat meningkatkan kekerasan
dan kekuatan timbal. Baterai, logam anti friksi, senjata ringan dan tracer
bullets (peluru penjejak), pembungkus kabel, dan produk-produk minor lainnya
menggunakan sebagian besar antimony yang diproduksi.
Senyawa – senyawa yang mengambil setengah lainnya adalah oksida, sulfide,
natrium antimonat, dan antimony tetraklorida. Mereka digunakan untuk membuat
senyawa tahan api, cat keramik, gelas, dan pot. Antimon sulfida alami (stibnit)
diketahui telah digunakan sebagai obat-obatan dan kosmetika dalam masa Bibel.
5.
Bismut (Bi)
a.
Bismut oxychloride digunakan dalam bidang kosmetik dan
bismut subnitrate dan subcarbonate
digunakan dalam bidang obat-obatan.
b.
Magnet permanen yang kuat bisa dibuat dari campuran
bismanol (MnBi)
c.
Bismut digunakan dalam produksi besi lunak
d.
Bismut sedang dikembangkan sebagai katalis dalam
pembuatan acrylic
e.
Bismut telah duganakan dalam penyolderan, bismut rendah
racun terutama untuk penyolderan dalam pemrosesan peralatan makanan.
f.
Sebagai bahan lapisan kaca keramik.
g.
Aloi bismuth dengan timbel dan antimony digunakan untuk
piringan pita stere.
F.
Persenyawaan Unsur
Golongan VA
Kelarutan oksida dalam air, yaitu:
NO2 + H2O → HNO3 + NO(g)
P4O6 + H2O →H3PO3
P4O10 + H2O → H3PO4
As4O6 + H2O → H3AsO3
As4O10 + H2O → H3AsO4
Kelarutan oksida daam larutan biasa, yaitu:
NO2 + OH- → NO3-
+ NO2- + H2O
Sb4O6 +NaOH → NaSbO2
+ H2O
Sb4O10 + NaOH → Na[Sb(OH)6]
Kelarutan oksida dalam larutan asam, yaitu:
Sb4O6 + 12HCl → 4SbCl3
+ 6H2O
Bi2O3 + 6HCl → 2BiCl3 +3H2O
G. Kestabilan Unsur Golongan VA
1 . Jari-jari
atom
Jari-jari
atom adalah ukuran dari suatu atom yang mana merupakan jarak antara dua inti
dalam atom logam yang saling berdekatan atau dalam molekul diatomic. Jari-jari atom juga dapat dikatakan
jarak dari inti sampai kulit electron terluar. Jari-jari atom lebih besar dari
jari-jari ion positifnya. Pada ion positif terjadi pelepasan electron berarti
pengurangan jumlah kulit (umumnya terjadi pada atom logam). Jari-jari atom
dipengaruhi oleh jumlah kulit atom, jadi semakin bertambah kulit atom maka
jari-jari atom semakin bertambah
(Chang,2010)
Dilihat
dari letak golongan VA dalam tabel periodik, berada pada periode 2 golongan VA
membuat golongan ini memiliki jari-jari atom yang kecil. Semakin kecil jari-
jari atom maka semakin besar energi ionisasinya. Oleh karena hal tersebut,
nitrogen merupakan unsur yang paling reaktif diantara unsur lain yang ada di
golongan VA. Pada gambar diatas terlihat jelas ukuran unsur golongan VA
dibandingkan unsur yang lain.
2 . Afinitas
Elektron
Afinitas
elektron adalah energi yang dilepaskan atau dibutuhkan
oleh atom netral dalam keadaan gas apabila
menerima satu elektron atau lebih untuk membentuk ion negatif.
Jika satu electron ditambahkan ke atom yang stabil dan sejumlah energi diserap
maka afinitas elektronnya berharga positif dan jika dilepaskan energi maka
afinitas elektronnya berharga negative. Jadi
semakin positif afinitas elektronnya maka ion negatifnya semakin stabil.
(Chang,2010)
Terlihat
dalam tabel, afinitas elektron terpositif berada pada unsur Nitrogen, hal ini
menjelaskan bahwa energi yang dibutuhkan nitrogen untuk menangkap elektron (ion
negatif) semakin stabil. hal tersebut dipengaruhi juga oleh jari-jari atom yang
dimiliki unsur tersebut. Semakin kecil jari-jari atomnya maka afinitas
elektronnya semakin besar dikarenakan unsur akan membutuhkan energi lebih untuk
mempertahankan atau menyerap ion.
3 . Energi
ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan
untuk melepas satu elektron yang terikat paling lemah dari atom yang berbentuk
gas untuk melepaskan satu elektron
sehingga membentuk ion bermuatan +1. Energi ionisasi erat hubungannya
dengan jari-jari dan kestabilan. Semakin besar jari-jari atom makin kecil
energi ionisasinya dan semakin stabil suatu atom makin besar energi ionisasinya (Chang, 2010)
Sama hal nya dengan afinitas
elektron, energi ionisasi berbanding lurus dengan afinitas dan berbanding
terbalik dengan jari-jari atom. Semakin besar jari-jari atom maka energi
ionisasi semakin kecil dikarenakan inti tidak dapat maksimal dalam menjangkau
ion di kulit terluarnya sehingga energi ionisasi pada kulit terluar kecil dan
mudah untuk melepaskan.
H. Sintesis Unsur Golongan VA
A. Unsur Nitrogen
1. Ikatan dengan unsur Hidrogen
Semua unsur golongan 15 membentuk senyawa biner dengan hidrogen. Semua hidrida EH3
bersifat racun.
a. Amonia
Diproduksi dari proses Haber. Digunakan sebgai pupuk dan sumber primer nitrogen
dalam produksi bahn-bahan kimia. N2 dan H2 dikombinasikan
pada tmepeeratur 450 °C dan tekanan 100 atm degan katalis Fe. Untuk
meniggkatkan aktivitas katalis dapat ditambahkan SiO2 dan MgO.
N2
(g) + H2 (g) ®
2 NH3(g)
Amonia
adalah basa lemah yang larut adalam air menghasilkan ion amonium.
NH3(aq)
+ H2O(l) ↔NH4+(aq) + OH- (aq) pKb = 4.75
Garam amonium
terdekomposisi jika dipanaskan
NH4Cl(s)
® NH3 (g) + HCl(g)
(NH4)2SO4
(s) ® 2 NH3(g) + H2SO4 (l)
b. Hidrazin
N2H4,
cairan tidak berwarna dan berbau seperti amonia. Hidrazin dihasilkan dari
proses Raschig dengan
amonia dan natrium hipoklorit
bereaksi dalam fasa cair.
NH3
(aq) + NaOCl (aq) ® NH2Cl (aq) + NaOH (aq)
2NH3 (aq)
+ NH2Cl(aq) ® N2H4
(aq) + NH4Cl(aq)
Ada reaksi
samping yang dikatalisis ion logam d:
N2H4
(aq) + 2NH2Cl (aq) ® N2(g)
+ 2NH4Cl (aq)
B. Unsur Fosfor
1. Reaksi fosfor
dengan Air
Fosfor putih bersinar dalam gelap saat terkena udara lembab dalam proses
yang dikenal sebagai chemiluminescence.
2. Reaksi fosfor
dengan Udara
Fosfor putih harus ditangani dengan
hati-hati. Hal spontan terjadi bila menyatu diudara dengan suhu kamar membentuk
tetraphosphorus dekaoksida, P4O10.
P4 (s) + 5O2 (g) P4O10 (s)
3. Reaksi fosfor
dengan halogen
Fosfor Putih, P4 bereaksi keras dengan semua halogen di temperatur ruang untukmembentuk fosfor (III) trihalida.
P4 (s) + 6F2 (g) 4PF3 (g)
P4 (s) + 6Cl2 (g) 4PCl3 (g)
P4 (s) + 6Br2 (g) 4PBr3 (g)
P4 (s) + 6I2 (g) 4PI3 (g)
Fosfor putih bereaksi dengan yodium dalam karbon disulfida (CS2) untuk membentukfosfor (II) iodida. Senyawa yang sama
terjadi antara fosfor merah dan yodium pada suhu 180oC.
P4 (s) + 4I2 (g) 2P2I4 (g)
C. Unsur Arsenik
1. Reaksi
arsenik dengan air
Arsenik tidak bereaksi dengan air dalam
kondisi normal.
2. Reaksi arsenik dengan udara
Ketika dipanaskan dalam oksigen, arsenik menyatu untuk membentuk " arsenpentoksida" tetra-arsenik decaoxide.
4As (s) + 5O2 (g) As4O10 (s)
4As (s) + 3O2 (g) As4O6 (s)
3. Reaksi
arsenik dengan halogen
Arsenik bereaksi dengan fluor untuk membentuk arsen gas (V) fluoride
2As (s) + 5F2 (g) 2AsF5 (g)
Arsenik bereaksi
dalam kondisi yang terkendali dengan halogen, fluorin, klorin, bromin dan
yodium untuk membentuk arsen (III) trihalides.
2As (s) + 3F2 (g) 2AsF3 (l)
2As (s) + 3Cl2 (g) 2AsCl3 (l)
2As (s) + 3Br2 (g) 2AsBr3 (l)
2As (s) + 3I2 (g) 2AsI3 (l)
D. Unsur Antimon
1. Reaksi
dengan air
2Sb (s) + 3H2O (g) Sb2O3 (s) + 3H2 (g)
2. Reaksi dengan udara
Ketika antimon
dipanaskan akan bereaksi dengan oksigen diudara membentuk tri-oksida antimon (III).
4Sb (s) + 3O2 (g) 2Sb2O3 (s)
3. Reaksi
dengan halogen
Antimon bereaksi
dalam kondisi yang terkendali dengan semua halogen untuk membentuk antimon (III) dihalides.
2Sb (s) + 3F2 (g) 2SbF3 (s)
2Sb (s) + 3Cl2 (g) 2SbCl3 (s)
2Sb (s) + 3Br2 (g) 2SbBr3 (s)
2Sb (s) + 3I2 (g) 2SbI3 (s)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur golongan V A terdiri dari
Nitrogen (N), Fosfor (P), Arsen (As), Antimon (Sb), Bismut (Bi), dan unsur
sintesis ununpetium (Uup). Dalam notasi IUPAC modern, golongan nitrogen
disebutjuga golongan 15. Dalam sistem IUPAC lama, disebut sebagai golongan VA.
Golongan VA ini disebut dengan golongan nitrogen atau juga golongan pniktogen.
Unsur-unsur pada golongan
ini mempunyai sifat yang mirip kaerna sama-sama mempunyai 5 elektron pada kulit
terluar, yaitu 2 pada subkulit s dan 3 elektron tak berpasangan pada subkulit
p. Dengan demikian terdapat 3 elektron yang dapat diisi ketika atom dalam
keadaan tak terionisasi. Unsur yang paling penting dalam golongan ini yaitu Nitrogen yang berbentuk diatomik
sebagai komponen utama penyusun udara.
Unsur pada golongan ini
mempunyai kestabilan yang bagus karena kecenderungn membentuk ikatan kovalen
rangkap dua dan tiga. Golongan nitrogen ini terdiri dari dua nonlogam (satu
gas, satu padatan) dua metaloid dan satu logam dan satu unsur yang tak
diketahui sifat kimianya. Seluruh unsur ini berbentuk padatan pada suu ruang,
kecuali nitrogen yang berbentuk gas.
Unsur golongan nitrogen
ini bermanfaat untuk industri makanan, bahan baku korek api, pupuk tanaman,
campuran pakan ayam, bahan baku membuat peluru dan lainnya. Unsur nitrogen ini
sangat banyak manfaat bagi manusia sehingga unsur dari golongan nitrogen ini
banyak dibuat oleh manusia untuk tujuan komeersial.
B.
Saran
Penulis
menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan makalah in, kritik dan saran
sangat penulis harapkan guna untuk memperbaiki penulisan makalah berikutnya.
Atas segala perhatian dan kesudiannya untuk membaca makalah ini penulis ucapkan
terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Arif.N.M. 2013. Makalah
Unsur Kimia Golongan V A.[Online]. Terdapat di muhammadnoorarif.blogspot.co.id
diakses pada tanggal 18 september 2016pukul 15.20
Chang, R. 2010. Chemistry
Tenth Edition. United State : Mc Grow Hill
Cotton.,Wilkinson, 2013, Kimia Anorganik Dasar, UI-Press,
Jakarta.
Lestari.,
Sri, 2004, Mengurai Susunan Periodik
Unsur Kimia, PT. Kawan Pustaka, Jakarta.
Prajna,A. 2011. Info
Kita: Unsur Golongan VA. [Online]. Terdapat di annisaprajna.blogspot.com
diakses pada tanggal 18 september
2016 pukul 20.00
Setianingsih,
Tutik. 2015. Golongan VA. [Online].
Tedapat di https://kyoshiro67.files.wordpress.com/2010/04/va.pdf diakses pada tanggal 15 september 2016 pukul 18.45
Suhartini, Neneng. 2014. Unsur Golongan VA. [Online]. Terdapat
di :http://chemistryofdrizzle.blogspot.co.id/ diakses pada tanggal 20 september 2016 pukul 19.47
Sundus, Maria. 2009. Sifat-sifat Keperiodikan Unsur.
[Online]. Terdapat di http://kimia-asyik.blogspot.co.id/2009/05/sifat-sifat-keperiodikan- unsur.html diakses pada tanggal 20 september
2016 pukul 20.00
Unknown. 2009. Deskripsi Unsur-unsur Golongan Utama. [Online]. Terdapat di http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0704004/MudahdanAktifBelajarKimia_bab3.pdf diakses pada tanggal 19
September 2016 pukul 21.48
Unknown. 2011. Makalah Unsur
Nitrogen. [Online]. Terdapat di http://blog.ub.ac.id/assesories/files/2011/05/24553568-Makalah-Unsur-Nitrogen.pdf diakses pada tanggal 19 September
2016 pukul 21.4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar