PENENTUAN KONSTRUK, DIMENSI DAN
INDIKATOR SUATU SKALA
MAKALAH
diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eveluasi Proses dan Hasil Belajar
dengan dosen Prasetyaningsih,
M.Pd.
Di
Susun Oleh :
Amalia
Dwi H (228114)
Shinta
A (228114)
Siti Rositoh (2281142418)
Yoga Parenta (228114)
Yohana Damayanti (228114)
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG BANTEN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada
Allah SWT, atas hidayah dan inayah-Nya,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar.
Penulis berterima
kasih kepada dosen penulis yang telah membimbing dan juga memberi tugas pada
mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar.
Makalah ini memaparkan tentang Penentuan Konstruk, Dimensi dan Indiktor Suatu Skala. Sehubungan dengan
ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi semuanya.
Penulis menyadari dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritikan dan saran yang bersifat dapat membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Serang,
07 November 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..............................................................................
1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C.
Tujuan............................................................................................ 2
BAB
2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstruk..................................................................... 4
B. Pengertian dimensi........................................................................ 6
C. Pengertian Indikator.................................................................... 12
D. Teknik Penentuan Indikator dalam Skala.................................... 13
BAB
3 PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 22
B. Saran............................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap kegiatan yang kita lakukan perlu ada penilaian dan
evaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan yang kita lakukan. Begitu juga
pada proses pembelajaran, perlu ada penilaian. Penilaian akan bermakna bila
pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang tepat. Penilaian dan Proses belajar
mengajar itu bagaikan dua mata koin, walaupun mereka meghadap pada arah yang
berlawanan, namun hakekatnya mereka adalah satu, yaitu bagian dari koin itu
sendiri.
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak
faktor, diantaranya siswa, pengelola sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran,
kurikulum dan sebagainya (Suhartoyo, 2005). Usaha peningkatan pendidikan bisa
ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang
baik. Keduanya saling berkaitan sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan
kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian yang baik akan
mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi
siswa untuk belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003).
Sehubungan dengan itu, maka di dalam
pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mengajar dengan baik, namun mampu
melakukan evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program
pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian
hasil belajar, namun perlu penilaian terhadap input, output dan kualitas proses
pembelajaran itu sendiri.
1
|
2
|
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan konstruk ?
2.
Apakah yang dimaksud dengan dimensi ?
3.
Apakah yang dimaksud dengan indikator ?
4.
Bagaimanakah teknik penentuan indikator dalam skala ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Menjelaskan pengertian konstruk
2.
Menjelaskan pengertian dimensi
3.
Menjelaskan pengertian indikator
4.
Menjelaskan teknik penentuan indikator dalam skala
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstruk
Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang
berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan
untuk tujuan teoritis tertentu. Konsep dihasilkan oleh ilmuwan secara sadar
untuk kepentingan ilmiah. Konstruk dapat diartikan sebagai konsep yang telah
dibatasi pengertiannya (unsur, ciri, dan sifatnya) sehingga
dapat diamati dan diukur.
Dalam
mendeskripsikan variabel, peneliti tidak harus terpancing dengan nama variabel
secara persis, namun juga dipertimbangkan teori-teori yang berkaitan dan dekat
dengan variabel tersebut. Contoh variabel motivasi pelayanan untuk mendapatkan
pemahaman tentang motivasi pelayanan dapat diambil dari sumber-sumber misalnya
motivasi kerja, motivasi berprestasi, motivasi belajar, dan lain-lain. Setelah
variabel penelitian dideskripsikan secara baik, kemudian peneliti menutup
uraian teori tiap variabel dengan suatu konstruk. Konstruk atau bangunan
pengertian atau konsep yang digunakan dalam penelitian merupakan pendapat
peneliti tentang variabel tersebut dimana maknanya akan dipergunakan sebagai
landasan dalam penelitian. Konstruk lahir karena peneliti terinspirasi dari
berbagai teori atau kajian yang disusunnya. Untuk itu penempatan konstruk pada
alenia terakhir dari setiap kajian teori per variabel.
Konstruk
atau konsep nominal adalah konsep yang bersifat umum yang pengertiannya tidak
terikat pada waktu dan tempat. Misalnya “motivasi belajar mahasiswa di
Indonesia. Motivasi adalah konsep yang bersifat umum tetapi, motivasi belajar
mahasiswa di Indonesia adalah konsep yang hanya berlaku pada mahasiswa di
Indonesia. Kerlinger menamakan motivasi itu dengan konstruk dan motivasi
belajar mahasiswa dinamakan konsep.
B. Pengertian Dimensi
Dimensi adalah tema-objek/hal-hal
pokok yang menjadi pusat tinjauan teori. Agar demensi dapat diukur
harus memenuhi syarat sebagai berikut : demensi itu harus secara umum
didapatkan pada suatu kelompok benda atau manusia, demensi itu harus dapat memberikan
data sensorik yang dapat ditangkap oleh indera manusia, demensi itu harus dapat
dirumuskan dengan jelas, demensi itu harus memiliki nilai variasi, demensi itu
harus dapat memberikan respons yang mirip pada berbagai pengamat yang berbeda.
C. Pengertian Indikator
D. Teknik Penentuan Indikator dalam
Skala
Langkah-langkah
pengembangan alat evaluasi non-tes diantaranya seperti berikut ini:
1.
Menentukan apa
yang akan diukur atau aspek apa yang akan mau diungkap. Biasanya aspek hasil
belajar yang diungkap dengan cara non-tes berkenaan dengna ranah afeltif
dan psikomotorik atau aspek psikologis.
2.
Menentukan
instrument apa yang akan digunakan. Jadi, maksudnya ialah cara apa yang akan
digunakan untuk mengukur aspek tersebut. Instrument dalam penilaian non tes
seperti angket, observasi, wawancara, sosiometri, analisis hasil karya, dll.
3.
Menentukan
definisi atau batasan tentang aspek yang akan diungkap, berdasarkan atas teori
dari aspek yang ingin diungkap tersebut.
4.
Menentukan
format instrument. Format instrtument yang sering ditemukan adalah berupa
uraian bebas (essay), skala penilaian atau rattingh skill, pilihan ganda
atau daftar cek, atau yang lainnya.
5.
Mengembangkan
kisi-kisi
6.
Menulis
pernyataan sesuai dengan kisi-kisi.
7.
Analisis
rasional terhadap pernyataan yang telah dirumuskan. Analisis ini bisa dilakukan
sendiri atau oleh orang lain yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut.
Berikut ini
format kisi-kisi non tes:
NO
|
DIMENSI
|
INDIKATOR
|
JUMLAH
SOAL / INDIKATOR
|
NOMOR
SOAL
|
|
JUMLAH
SOAL =
|
|||||
Arnold (1999:286) mendefinisikan portofolio sebagai
berikut:
A portfolio is defined as a purposeful, selective collection of learner
work and reflective self-assessment that is used to document progress and
achievement over time with regard to specific criteria.... In the course of the
learning process the portfolio becomes a kind of authobiography of the learner.
Dari kutipan Arnold tersebut di
atas dapat diartikan bahwa portofolio merupakan kumpulan-kumpulan kerja siswa
dan penilaian reflektif yang digunakan untuk mendokumentasikan kemajuan dan
prestasi dari waktu ke waktu.
Definisi lain di katakan oleh Popham (2003:103), sebagai berikut: "A portfolio is a collection of one's work. Essentially, portfolio assessment requires students to continually collect and evaluate their ongoing work for the purpose of improving the skills they need to create such work." yang artinya bahwa portofolio merupakan hasil kumpulan pekerjaan seseorang yang dapat dievaluasi secara berkesinambungan dan sistematik guna meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa dalam menciptakan hasil pekerjaan yang optimal.
Definisi lain di katakan oleh Popham (2003:103), sebagai berikut: "A portfolio is a collection of one's work. Essentially, portfolio assessment requires students to continually collect and evaluate their ongoing work for the purpose of improving the skills they need to create such work." yang artinya bahwa portofolio merupakan hasil kumpulan pekerjaan seseorang yang dapat dievaluasi secara berkesinambungan dan sistematik guna meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa dalam menciptakan hasil pekerjaan yang optimal.
Berpijak dari definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahawa portofolio merupakan suatu kumpulan hasil kerja siswa dari
waktu ke waktu yang dapat digunakan sebagai instrumen penilaian untuk menilai
perkembangan atau hasil belajar siswa secara berkesinambungan dan menyeluruh.
3
|
The
language portfolio serves two main function in the total learning process:
1.
Pedagogic function: a
tool for self-organized language learning. Learners learn to collect authentic
data of their own work, record it in suitable ways and reflect on their
language learning biography.
2.
Reporting function: a tool for
reporting language learning outcomes to teachers, institutions and other
relevant stakeholders (parents, administrators, other educational institutions,
employers, etc).
6
|
2.2
Tahap-tahap Penilaian Portofolio
Suryapranata dan Hatta dalam
bukunya yang berjudul Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004
(2004:99-189) menjelaskan mengenai tahap-tahap penilaian portofolio yang dapat
diringkas sebagai berikut:
Pertama-tama, dalam
memulai penilaian portofolio yaitu menetapkan tujuan portofolio. Guru
menentukan tujuan portofolio karena tujuan portofolio akan sangat berpengaruh
terhadap penggunaan jenis portofolio (penilaian portofolio kerja, penilaian
portofolio dokumentasi, atau penilaian portofolio penampilan). Jika sudah
ditetapkan tujuan instruksional masing-masing penilaian portofolio maka guru
mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar,
indicator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.
Hal kedua, yang perlu dilakukan
dalam penilaian portofolio adalah menetapkan isi portofolio. Isi dan bahan
penilaian harus mengacu pada tujuan yang ditetapkan. Guru menetapkan jenis evidence dan rentang evidence, maksud nya guru harus
menentukan banyaknya portofolio akan digunakan sebagai bahan penilaian serta
menentukan bagaimana suatu tugas dikerjakan. Jika sudah ditetapkan tujuan dan
isi penilaian portofolio maka guru mereview masing-masing deskripsi dan
menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar,
ataupun perkembangan kemampuan.
7
|
Tahap keempat, adalah menetapkan
yang akan dinilai dan kriteria penilaian. Guru menentukan fokus penilaian
apakan penilaian individu atau kelompok, mendeskripsikan kriteria penilaian,
serta meyakinkan bahwa criteria yang dikembangkan sudah jelas dan mudah
dikomunikasikan. Setelah tahap-tahap tersebut ditetukan maka guru mereview
masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indikator
pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.
Terakhir adalah menetapkan metode
untuk estimasi dan pelaporan kedudukan peserta didik dalam peta kemampuan.
Setelah itu guru mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan
kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan
kemampuan.
Perbedaan Teknik Penilaian
Portofolio dan Tes
No
|
Tes
|
Penilaian
Portofolio
|
|
1
|
Menilai
peserta didik berdasarkan sejumkah tugas terbatas
|
Menilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan
hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai.
|
|
2
|
Menilai
hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas.
|
|
|
3
|
Menilai
semua peserta didk dengan menggunakan kriteria
|
Menilai
setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing-masing, dengan
memperimbangkan juga faktor perbedaan individual.
|
|
4
|
Proses penilaian tidak kolaboratif (tidak ada kerja
sama, terutama antara guru, peserta didik, dan orang tua)
|
Mewujudkan
proses penilaian yang kilaboratif.
|
|
5
|
Penilaian diri oleh peserta didik bukan merupakan
suatu tujuan.
|
Peserta
didik menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan.
|
|
6
|
Yang mendapat perhatian dalam penilaian hanya
pencapaian.
|
Yang
mendapat perhatian dalam penilaian meliputi kemajuan, usaha, dan pencapaian.
|
|
7
|
Terpisah antara: kegiatan pembelajaran, testing, dan
pengajaran.
|
Terkait
erat antara kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelajaran
|
Dari tabel di atas
Surtapranata dan Hatta menjelaskan bahwa penilaian portofolio memiliki
kelebihan dalam beberapa hal, terutama lebih objektif dilihat dari hasil kerja
peserta didik yang sesungguhnya, lebih terbuka dimana peserta didik ikut serta
menilai pekerjaan yang dilakukannya, dan secara langsung berhubungan dengan
proses kegiatan pembelajaran.
9
|
a. Keunggulan
1)
Perubahan paradigma
penilian, adalah dengan adanya perubahan membandingkan kedudukan kemampuan
peserta didik (berdasarkan grade, persentil, atau skor tes) kepada pengembangan
kemampuan peserta didik melalui umpan balik dan refleksi diri.
2)
Akuntabilitas (accoutability), guru sebagai pendidik
bertanggung jawab terhadap konstituen yaitu peserta didik, orang tua, sekolah,
dan masyarakat. Oleh karena itu penilian portofolio adalah salah satu penilian
yang dapat dilaksanakan sebagai perwujudan penilian yang bertanggung jawab
kepada konstituen dimaksud diatas.
3)
Peserta didik sebagai
individu dan peran aktif peserta didik, cirri khas penilian portofolio adalah
memungkinkan guru untuk melihat peserta didik sebagai individu, yang
masing-masing memiliki karakteristik, kebutuhan dan kelebihan tersendiri. Ciri
khas ini merupakan keunggulan dimana penilian portofolio sangat berguna
manakala program evaluasi sangat fleksibel dan lebih menekankan pada tujuan
individual.
4)
Identifikasi,
penilaian portofolio dapat menolong guru untuk mendokumentsikan kebutuhan dan
asset komunitas yang berminat. Penilian portofolio juga dapat mengklarifikasi
dan mengidentifikasi program pengajaran dan kemungkinan untuk mendokumentasikan
“pemikiran” disamping pengembangan program.
5)
Keterlibatan orang
tua dalam masyarakat, adalah sebagai alat komunikasi dengan adanya keterlibatan
pihak luar seperti guru, orang tua,komite sekolah, dan masyarakat luas.
6)
10
|
7)
Penilaian yang
fleksibel, bahwa penilian ini memungkinkan pengukuran yang fleksibel yang
bergantung kepada indicator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan.
8)
Tanggungjawab
bersama, bahwa penilian ini memungkinkan guru dan peserta didik secara bersama-sama
bertanggungjawab untuk merancang proses pembelajaran dan untuk mengevaluasi
kemajuan belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
9)
Keadilan, bahwa
portofolio adalah salah satu alat penilian yang ideal untuk kelas yang
heterogen, yang sangat terbuka bagui guru untuk menggambarkan kelebihan dan
kekurangan peserta didik dan memantau perkembangan mereka.
10) Kriteria penilian, bahwa dalam penilain portofolio
peserta didik diberikan penghargaan (kredit) atas usaha mereka.
b. Kekurangan
1)
Waktu ekstra, bahwa
penilaian portofolio memerlukan kerja ekstra dibandingkan dengan penilian lain
yang biasa guru lakukan, karena pelinaial yang efektif meemrlukan perencanaan
dan menjaga baik-baik tentang peserta didik.
2)
Reliabilitas, bahwa
penilian portofolio Nampak agak kurang reliable dan kurang fair dibandingkan
dengan penilian lain yang menggunakan angka seperti ulangan harian, ulangan
umum maupun ujian akhir nasional yang menggunakan tes, karena penilaian
portofolio dilakukan sendiri oleh peserta didik (self-assessment) maupun oleh kelompok peserta didik.
3)
11
|
4)
Top-Down, bahwa guru
dan peserta didik biasaya terjebak dalam suasana hubungan top-down, yaitu guru
menganggap segala tahu dan peserta didik selalu dianggap sebagai objek yang
harus dididik dan diberi tahu. Dengan demikian proses pembelajaran menjadi satu
arah yaitu peserta didik seagai objek yang diberi pengajaran sedangkan guru
adalah sebagai subjek yang member pengajaran (pedidikan). Apabila kondisi ini
terwujud, maka inisiatif dan kreatifitas peserta didik yang menjadi cirri khas
penilaian portofolio akan hilang.
5)
Skeptisme, bahwa
masyarakat khususnya orang tua peserta didik selama ini haya mengenal
keberhailan anaknya hanya pada angka-angka hasil tes akhir (test scores), peringkat, dan hal-hal yang berdifat kuantitatif.
Sebaliknya, portofolio pada hakekatnya tidak mengenal angka-angka dimaksud,
akibatnya orang tua terkadang bersikap skeptis dan lebih percaya kepada tes
selain penilaian portofolio.
6)
Hal yang baru, bahwa
penilaian portofolio adalah sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan.oleh
karena itu bukan tidak mungkin kebanyakan guru atau bahkan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kerja Kependidikan (LPTK) belum mengenal penilaian portofolio.
7)
Kriteria penilaian
dan analisis, bahwa kelemahan utama dalam penilian porotofolio adalah tidak
adanya criteria penilaian, karena penggunaan angka dalam penilian portofolio
akan dihindari, analisis terhadap penilaian portofolio menjadi agak sulit
dilakukan.
8)
Penerapan disekolah,
bahwa peilaian portofolio terkadang sulit utuk diterapka di sekolah yang lebih
mengenal perbandingan peserta didik melalui skor tes, peringkat dan yang kebih
sering menggunakan tes yang sudah baku.
9)
12
|
10) Tempat penyimpanan, bahwa penilaian portofolio
memerlukan tempat pentimpanan evidence
yang memadai, apalagi bila jumlah peserta didik cukup besar.
(Suryapranata dan Hatta, 2004:86-96).
Dari uraian mengenai
kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio di atas dapat dikatakan bahwa
penilaian portofolio memerlukan waktu yang lebih dibandingkan dengan penilaian
yang lain.
2.3
Format Penilaian Portofolio
13
|
2.4
Pengertian Penilaian Teman Sejawat
Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik (Peer Asessment)
merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling
menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar pengamatan antarpeserta didik. Penilaian teman sebaya dilakukan oleh
peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya (Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014)
Penilaian teman sejawat adalah proses di
mana siswa terlibat dan bertanggung
jawab dalam penilaian kerja siswa lain yang setingkat (Kartono,2011)
Ada beberapa pengertian tentang
penilaian teman sejawat, tetapi intinya adalah suatu penilaian yang melibatkan
siswa untuk menilai temannya mengenai kualitas kerja mereka.
14
|
1.
Dapat meningkatkan hasil belajar,
2.
Dapat meningkatkan kolaborasi belajar
melalui umpan balik dari teman sejawat
3. Siswa
dapat membantu temanya dalam pemahaman dan belajar mereka dan merasa lebih
nyaman dalam proses belajar
4.
Siswa dapat memberi komentar pada
kinerja temannya.
Penilaian
teman sejawat cocok diterapkan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa,
(Willey & Gardner dalam Kartono,2011) dari hasil penelitiannya menyimpulkan
bahwa teman sejawat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, yaitu
dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan hasrat mereka untuk belajar.
Dalam penelitian lainnya Willey & Gardner dalam Kartono, 2011 juga
menyimpulkan bahwa penilaian teman sejawat menjadi fasilitas mereka dalam
menerima umpan balik yang menguntungan dari teman kelompok mereka, sebagai faktor
penentu keberhasilan dalam belajar kelompok mereka.
2.5 Teknik
Penilaian Teman Sejawat
Dalam
Penilaian teman sebaya instrumen yang digunakan dalam berupa
lembar penilaian teman sebaya dalam bentuk
angket atau kuesioner. Selanjutnya, (Imas Kurinasih dan Berlin Sani dalam Putri A. C. 2015) juga menyatakan bahwa
penilaian teman sebaya merupakan teknik penilaian dengan
cara meminta siswa untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi Sehingga dapat dinyatakan bahwa penilaian teman sebaya merupakan
teknik penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi sikap dengan cara meminta siswa untuk saling
menilai satu sama lain.
15
|
1. Masing -
masing peserta didik diminta saling menilai temannya dalam satu kelas, baik proses
maupun produk
2. Membentuk
sebuah tim yang terdiri dari beberapa peserta didik yang bertanggung jawab
menilai keterampilan seluruh peserta didik dalam kelas tersebut
3. Masing-masing
peserta didik diberi tanggung jawab untuk menilai tiga atau empat temannya.
Selain
itu, penilaian kompetensi sikap melalui penilaian teman sebaya dilaksanakan
melalui beberapa langkah. Adapun langkah - langkah dalam melaksanakan penilaian
kompetensi sikap melalui penilaian teman sebaya menurut Kunandar dalam Putri A.
C. (2015) yaitu:
1.
Menyampaikan kriteria penilaian kepada siswa.
2.
Membagikan format penilaian teman sebaya kepada siswa.
3.
Menyamakan persepsi tentang setiap indikator yang akan
dinilai.
4.
Menentukan penilai untuk setiap siswa, satu orang
siswa sebaiknya dinilai oleh beberapa teman lainnya.
5.
Meminta siswa untuk melakukan penilaian terhadap sikap
temannya pada lembar penilaian.
2.6
16
|
Tabel
1. Format Penilaian Teman sejawat
Keterangan:
4= selalu
3= sering
2= jarang
1= sangat jarang
2.7
17
|
Penilaian diri merupakan jenis
penilaian yang melibatkan peserta didik untuk menilai pekerjaannya, baik dalam
proses maupun produk. Menurut Burhanuddin Tola (2006), penilaian diri adalah suatu
model yang berhubungan antara hakekat penilaian diri dengan hasil belajar siswa. Kerangka penilaian diri mendefinisikan
suatu kesuksesan bagi guru dan siswa karena telah melakukan masteri suatu skill
atau kemampuan dan tugas-tugas belajar dan mengajar. Penilaian diri mampu
memainkan aturan dalam mengarahkan siklus
belajar, ketika penilaian diri siswa adalah positif. Sebaliknya penilaian diri
adalah negative apabila siswa
menemukan konflik belajar, menyeleksi tujuan personal yang tidak realistik,
menyesal terhadap hasil kinerja.
a. Pentingnya
penilaian diri
Saat ini penilaian diri siswa banyak
dikondisikan dalam kehidupan sehari -hari di kelas. Guru
memiliki kesempatan untuk melakukan penilaian kemampuan, keterampilan, dan
nilai-nilai individu dan atau kelompok siswa. Berikut adalah hal-hal
penting:
1)
Membandingkan hasil pekerjaannya dari waktu ke waktu
2)
Mengkreasi kriteria
penilaian pada suatu tugas yang diberikan
3)
Mendiskusikan strateginya untuk melakukan tugasnya
4)
Bekerja dengan teman sejawat untuk menilai dan
merevisi tugasnya
5)
Menimbang kecenderungan tugasnya, dan menelaahnya
6)
18
|
Model penilaian diri mempunyai
keuntungan jika sistem penilaian diformalkan dengan cara
memberikan pedoman penilaian kepada peserta didik
mengenai proses penilaian dan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk menilai pekerjaannya.
Disamping itu model ini akan
dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk keperluan diagnostik atas
kemampuannya. Informasi ini akan dimanfaatkan oleh peserta didik untuk
memperbaiki atau meningkatkan kompetensinya sebelum dinilai oleh gurunya.
2.8 Teknik
Penilaian Diri
Menurut Imam
Prasaja (2013), Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana seorang peserta
didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan kelebihan dan
kekurangannya, serta tingkat pencapaian kompetensi dari apa yang dipelajarinya.
Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi afektif. Untuk
menentukan capaian kompetensi tertentu serta untuk pengambilan keputusan
terhadap peserta didik, penilaian diri biasanya dikombinasikan dengan teknik
penilaian lainnya.
a.
Perencanaan
Penilaian Melalui Teknik Penilaian Diri
Beberapa hal yang harus
dilakukan dalam merencanakan pengembangan instrumen penilaian diri adalah
sebagai berikut.
1)
Menentukan
kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
2)
Menyusun
kriteria penilaian yang akan digunakan.
3)
Menyusun format
penilaian (dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala
penilaian).
b.
Pelaksanaan dan
Pemberian Umpan Balik Penilaian Diri
Beberapa hal yang harus
dilakukan dalam pelaksanaan penilaian melalui teknik penialaian diri adalah
sebagai berikut.
1)
Menyampaikan
kriteria penilaian kepada peserta didik.
2)
19
|
3)
Meminta peserta
didik untuk melakukan penilaian diri,
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemberian umpan balik adalah sebagai berikut.
1)
Umpan balik kepada
peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap hasil penilaian diri peserta
didik.
2)
Umpan balik
disampaikan secara lisan melalui konferensi atau secara tertulis dan bersifat
konstruktif.
3)
Umpan balik
memotivasi peserta didik untuk meningkatkan kompetensinya.
c.
Acuan Kualitas
Instrumen Penilaian Diri
Acuan kualitas instrumen
penilaian diri adalah sebagai berikut.
1)
Kriteria
penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana
2)
Menggunakan
bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
3)
Menggunakan
format penilaian sederhana dan mudah dipahami oleh peserta didik
4)
Kriteria
penilaian jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda
5)
Mampu
menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya
6)
Mampu
mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi peserta didik
7)
Secara umum
bermakna, mengarahkan peserta didik untuk memahami kemampuannya
8)
Mampu mengukur
target kemampuan yang akan diukur (valid)
9)
Memuat
indikator kunci /indikator esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi
peserta didik
10)
Indikator yang
digunakan menunjukkan kemampuan yang dapat diukur
11)
20
|
2.9 Format
Penilaian Diri
Menurut PerMenDikBud, Penilaian diri digunakan untuk
memberikan penguatan (reinforcement)
terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan penting
bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik yang
didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous
learning).
Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai
diri terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan
kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik
di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Menjelaskan
kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b.
Menentukan
kompetensi yang akan dinilai.
c.
Menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan.
d.
Merumuskan
format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau skala penilaian.
Contoh: Format penilaian diri untuk aspek sikap
Partisipasi Dalam Diskusi
Kelompok
Nama :----------------------------
Nama-nama anggota kelompok :
----------------------------
Kegiatan kelompok :
----------------------------
Isilah pernyataan
berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 6, tulislah huruf A,B,C atau D
didepan tiap pernyataan:
A : selalu C
: kadang-kadang
B : sering D
: tidak pernah
1.--- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada
kelompok untuk didiskusikan
2.--- Ketika
kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu
3.--- Semua anggota kelompok kami melakukan
sesuatu selama kegiatan
4.--- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya
dalam kelompok saya
5. Selama kerja
kelompok, saya….
---- mendengarkan orang lain
---- mengajukan pertanyaan
---- mengorganisasi ide-ide saya
---- mengorganisasi kelompok
---- mengacaukan kegiatan
---- melamun
6. Apa yang
kamu lakukan selama kegiatan?
---------------------------------------------------------------------
|
|
|
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk
aspek sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek
keterampilan dan pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1) Portofolio merupakan suatu
kumpulan hasil kerja siswa dari waktu ke waktu yang dapat digunakan sebagai
instrumen penilaian untuk menilai perkembangan atau hasil belajar siswa secara
berkesinambungan dan menyeluruh.
2)
Tahap-tahap penilaian portofolio yaitu menetapkan tujuan portofolio, menetapkan
isi portofolio, menetapkan seleksi
portofolio, menetapkan yang akan dinilai dan kriteria penilaian serta menetapkan metode untuk estimasi dan pelaporan
kedudukan peserta didik dalam peta kemampuan.
3)
S
4)
Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik (Peer Asessment) merupakan teknik
penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan
pencapaian kompetensi.
5)
22
|
6)
23
|
Keterangan: 4= selalu, 3= sering, 2= jarang, 1= sangat jarang
7)
Penilaian diri
adalah sutu model yang berhubungan antara hakekat penilaian diri dengan hasil belajar siswa.
8)
Teknik
penilaian diri dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu penilaian melalui teknik
penilaian diri, pelaksanaan dan pemberian umpan balik penilaian diri dan acuan kualitas
instrumen penilaian diri.
9)
Format
Penilaian Diri
Partisipasi Dalam Diskusi
Kelompok
Nama
:----------------------------
Nama-nama anggota kelompok :
----------------------------
Kegiatan kelompok :
----------------------------
Isilah pernyataan
berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 6, tulislah huruf A,B,C atau D
didepan tiap pernyataan:
A : selalu C
: kadang-kadang
B : sering D
: tidak pernah
1.--- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada
kelompok untuk didiskusikan
2.--- Ketika
kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu
3.--- Semua anggota kelompok kami melakukan
sesuatu
|
|
|
3.2
Saran
Dengan adanya berbagai format
penilaian assesmen alternative seperti penilaian portofolio, teman sejawat dan
penilaian diri, diharapkan dapat menambah referensi guru untuk mendapatkan data
penilaian yang objektif, efisien dan akurat sehingga dapat menunjang kegiatan
belajar mengajar karena mendapatkan data yang diperlukan dalam evaluasi setiap
kegiatan pembelajaran guna menciptakan kegiatan belajar mengajar yang
berkualitas
DAFTAR PUSTAKA
____. 2013
[Online : https://edukasitok.blogspot.co.id/2013/12/kteteria-dalam-penilaian-portofolio.html?m=1]. Kriteria dalam Penilaian Portofolio. [9 Oktober 2016].
Alfaruq, Habiburrohman. [Online : http://www.slideshare.net/habiburrohman alfaruq/ penilaian-otentik-dan-pengisian-rapor-pai]. Penilaian Otentik dan Pengisian Rapor. [9 Oktober 2016].
Budiastuti E. ___. Pengembangan
Instrumen Non Tes [Online] http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Emy%20Budiastuti,%20M.Pd./MODUL%20PENILAIAN%20NON%20TES.pdf. Diakses
pada 8 Oktober 2016.
Burhanuddin Tola. 2006.
Manajemen Sekolah Berbasis Perubahan Kurikulum Jurnal Pendidikan Tahun ke V
Nomor. 25.
Kartono, 2011. Efektivitas
penilaian diri dan teman sejawat untuk penilaian formatif dan sumatif pada
pembelajaran mata kuliah analisis kompleks. Surakarta : Jurusan Matematika
FMIPA UNNES.
Mulyana, Aina.
2016.[Online : http://ainamulyana.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-dan-langkah-langkah.html?m=1]. Pengertian dan Langkah-langkah Penilaian Portofolio.
[9 Oktober 2016]
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
Permendikbud. 2014. Pedoman Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik. Jakarta.
25
|
26
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar