UNSUR-UNSUR
GOLONGAN IVA
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Unsur dan Senyawa
Dosen Dwi Indah
Suryani, M.Pd
Disusun
oleh :
Kelompok 4
Anisa Fadila (2281142245)
Ayu Lestari (2281142420)
Rizky Aprilliani (2281142233)
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
SERANG BANTEN
2016
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Unsur-Unsur Golongan IVA. Tugas penulisan
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Unsur dan Senyawa.
Terselesaikannya
makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata, namun karena
adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Pada kesempatan ini
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dwi
Indah Suryani yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari isi
maupun susunannya. Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
untuk menyempurnakan makalah ini.
Mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amiin.
Serang,
20 September 2016
Penulis
i
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.....................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan
Penulisan.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Ciri-ciri
Umum Golongan IVA............................................ 3
B.
Sifat-Sifat
Unsur Golongan IVA......................................... 3
C.
Keberadaan
Golongan IVA................................................. 8
D.
Pembuatan
Unsur Golongan IVA....................................... 11
E.
Kegunaan
Unsur Golongan IVA......................................... 12
F.
Persenyawaan
Golongan IVA.............................................. 15
G.
Kestabilan
(Jari-jari Atom, Energi Ionisasi dan
Afinitas
Electron) Golongan IVA........................................ 17
H.
Sintesis
Golongan IVA.......................................................... 18
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................ 24
B.
Saran...................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 2
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Alam
semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini,
unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut
dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu
golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu,
unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam,
dan gas mulia.
Beberapa
usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak dimanfaatkan
didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar,
maupun sumber energi.
Unsur-unsur
logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat
kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi
untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur
Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah,
besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun,
karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam
bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur
kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
1
|
2
|
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa sajakah ciri-ciri umum Golongan IVA?
2. Apa sajakah sifat-sifat kimia Golongan IVA?
3. Bagaimana keberadaan logam Golongan IVA?
4. Bagaimana
pembuatan unsur Golongan IVA?
5. Apa
sajakah kegunaan unsur Golongan IVA?
6. Bagaimanakah persenyawaan Golongan IVA?
7. Bagaimana kestabilan (jari-jari atom, energi ionisasi dan
afinitas elektron) Golongan IVA?
8. Bagamana sintesis Golongan IVA?
C.
Tujuan
1. Menjelaskan ciri-ciri umum Golongan IVA.
2. Menjelaskan sifat-sifat kimia Golongan IVA.
3. Menjelaskan
keberadaan logam Golongan IVA.
4. Menjelaskan
pembuatan unsur Golongan IVA.
5. Menjelaskan
kegunaan unsur Golongan IVA.
6. Menjelaskan persenyawaan Golongan IVA.
7. Menjelaskan kestabilan (jari-jari atom, energi ionisasi
dan afinitas elektron) Golongan IVA.
8. Menjelaskan
sintesis Golongan IVA.
3
|
PEMBAHASAN
A.
Ciri-ciri
Umum Golongan IVA
Unsur-unsur golongna IVA terdiri dari enam unsur,
yaitu Karbon (C), Silikon
(Si), Germanium (Ge), Timah (Sn), Timbal (Pb), dan Ununquadium (Uuq). Unsur
golongan IVA terdiri dari sebuah unsur unsur nonlogam (karbon), dua buah unsur
metaloid (silikon dan germanium), dan tiga buah unsur logam (timah, timbal, dan
ununquadium).
Cirri-ciri umum unsur yang terletak pada golongan IV A (C, Si, Ge, Sn, Pb) adalah sebagai berikut:
1. Kecuali Karbon, umumnya tidak terdapat di alam
dalam bentuk bebas
2. Makin ke
bawah makin elektropositif
- Dapat membentuk senyawa amfoter
yakni dengan membentuk oksida Sn(IV) dan oksida Pb(IV)
- Dapat membentuk senyawa
kompleks dengan bilangan oksidasi sampai 6
- Kecuali Karbon, dapat bereaksi dengan
basa
- Kecuali Pb, dapat membentuk senyawa
dioksida bila direaksikan dengan udara
- Kecuali C dan Si, dapat bereaksi Halogen
B.
Sifat-Sifat
Golongan IVA
1.
Sifat-sifat Fisika Golongan IVA
a.
Titik leleh dan titik didih
Jika
anda melihat kecenderungan titik leleh dan titik didih pada golongan 4 dari
atas ke bawah, sangat sulit membuat alasan yang masuk akal tentang pengaruh
perubahan dari ikatan kovalen ke ikatan logam. Kecenderungan menggambarkan
ikatan kovalen atau ikatan logam makin lemah dengan makin besarnya atom dan
makin panjang ikatan.
Titik
leleh timah yang lebih rendah dibandingkan dengan timbal dikarenakan timah
membentuk struktur koordinasi 12 yang terdistorsi, bukan murni. Nilai titik
leleh dan titik didih timah pada tabel merupakan nilai untuk logam timah putih.
b. Konduktivitas
listrik
4
|
Tidak
seperti intan (yang tidak menghantarkan listrik), silikon, germanium, dan timah
abu-abu merupakan semikonduktor
Timah
putih dan timbal merupakan logam yang dapat menghantarkan listrik. Hal itu
merupakan kecenderungan sifat konduktivitas karbon sebagai intan yang berupa
non-logam, dan timah putih dan timbal yang merupakanlogam.Hal itu
merupakan kecenderungan sifat konduktivitas karbon sebagai intan yang berupa
non-logam, dan timah putih dan timbal yang merupakan logam.
c. Elektronegativitas
Elektronegativitas
merupakan ukuran kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron. Biasanya
diukur dengan skala Pauling, dimana unsur yang paling elektronegatif (fluor)
elektronegativitasnya 4.
Suatu
atom yang elektronegativitasnya rendah, kurang kuat menarik elektron. Artinya
bahwa atom ini akan cenderung kehilangan pasangan elektron bila berikatan
dengan atom lain. Atom yang kita amati cenderung membawa muatan positif parsial
atau membentuk ion positif.
Sifat
logam biasanya dikaitkan dengan elektronegativitas yang rendah. Namun,
sepertinya tidak ada kecenderungan hubungan antara non-logam hingga logam
dengan elektronegativitas.
d. Energi
ionisasi
Jari-jari
atom pada golongan logam alkali dari atas kebawah sistem periodik, jari-jarinya
semakin besar ,sesuai dengan pertambahan jumlah kulitnya.Semakin banyak jumlah
kulitnya,maka semakin besar jari-jari atomnya.Semakin besar jari-jari atom
,maka daya tarik antara proton dan elektron terluarmya semakin kecil.Sehingga
energi ionisasinya semakin kecil.
Tabel 1.1
Sifat Fisika Golongan IVA
Sifat fisika
|
Karbon (C)
|
Silikon (Si)
|
Garmanium (Ge)
|
Timah (Sn)
|
Timbal (Pb)
|
Ununquadium (Uuq)
|
|
Radius Atom
|
0.91 Ã…
|
1.32 Ã…
|
1.37 Ã…
|
1.62 Ã…
|
1.75 Ã…
|
|
|
Volume Atom
|
5.3 cm3/mol
|
12.1 cm3/mol
|
13.6 cm3/mol
|
16.3 cm3/mol
|
18.3 cm3/mol
|
|
|
Massa Atom
|
12.011
|
28.0856
|
74.9216
|
118.71
|
207.2
|
114
|
|
Titik Didih
|
5100 K
|
2630 K
|
3107 K
|
2876 K
|
2023 K
|
|
|
Radius Kovalensi
|
0.77 Ã…
|
1.11 Ã…
|
1.22 Ã…
|
1.41 Ã…
|
1.47 Ã…
|
|
|
Struktur Kristal
|
Heksagonal
|
fcc
|
fcc
|
tetragonal
|
fcc
|
|
|
Massa Jenis
|
2.26 g/cm3
|
2.33 g/cm3
|
5.32 g/cm3
|
7.31 g/cm3
|
11.35 g/cm3
|
|
|
Konduktivitas Listrik
|
0.07 x 106 ohm-1cm-1
|
4 x 106
ohm-1cm-1
|
3 x 106 ohm-1cm-
|
18.7 x 106 ohm-1cm-1
|
4.8 x 106 ohm-1 cm-1
|
|
|
Elektronegativitas
|
2.55
|
1.9
|
2.01
|
1.96
|
2.33
|
|
|
Konfigurasi Elektron
|
[He]2s2p2
|
[Ne]3s2p2
|
[Ar]3d10 4s2p2
|
[Kr]4d10 5s2p3
|
[Xe]4f14 5d10 6s2p2
|
|
|
|
kJ/mol
|
50.2 kJ/mol
|
31.8 kJ/mol
|
7.2 kJ/mol
|
4.77 kJ/mol
|
|
|
Konduktivitas Panas
|
80 Wm-1K-1
|
148 Wm-1K-1
|
59.9 Wm-1K-1
|
66.6 Wm-1K-1
|
35.3 Wm-1K-1
|
|
|
Potensial Ionisasi
|
11.26 V
|
8.151 V
|
7.899 V
|
7.344 V
|
7.416 V
|
|
|
Titik Lebur
|
3825 K
|
1683 K
|
1211.5 k
|
505.12 K
|
600.65 K
|
|
|
Bilangan Oksidasi
|
-4,+4,2
|
4,2
|
\4
|
4,2
|
4,2
|
|
|
Kapasitas Panas
|
0.709 Jg-1K-1
|
0.7 Jg-1K-1
|
0.32 Jg-1K-1
|
0.228 Jg-1K
|
0.129 Jg-1K
|
|
|
Entalpi Penguapan
|
-715 kJ/mol
|
359 kJ/mol
|
334.3 kJ/mol
|
290.37 kJ/mol
|
177.9 kJ/mol
|
|
2.
Sifat Kimia Golongan IVA
a. Karbon
7
|
1) Karbon
bereaksi langsung dengan fluor, dengan reaksi seperti berikut.
C(s) + 2 F2(g) → CF4(g)
2) Karbon
dibakar dalam udara yang terbatas jumlahnya menghasilkan karbon monoksida.
2 C(s) + O2(g) → 2
CO(g)
Jika dibakar
dalam kelebihan udara, akan terbentuk karbon dioksida.
3) Membentuk
asam oksi.
Bila karbon
dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen membentuk CO2 dan
jika CO2 ini bereaksi dengan air akan membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) →H4CO3(l)
asam karbonat
4) Membentuk
garam asam oksi.
Asam karbonat, suatu asam diprotik
yang khas, bereaksi dengan basa menghasilkan karbonat dan bikarbonat, antara
lain seperti berikut.
a) K2CO3 =
kalium karbonat
b) KHCO3 =
kalium bikarbonat
c) MgCO3 =
magnesium karbonat
d) Mg(HCO3)2 =
magnesium bikarbonat
5) Kecenderungan
atom karbon membentuk ikatan kovalen tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan
rangkap tiga yang akan membentuk senyawa organik.
b. Sifat kimia
silikon
Sifat kimia silikon, antara lain
seperti berikut.
1)
Silikon bereaksi dengan halogen, secara umum reaksi
yang terjadi dapat dituliskan seperti berikut.
Si + 2 X2 → SiX4
2)
Bila silikon dipanaskan dengan oksigen akan membentuk
oksida SiO3, sehingga apabila oksida ini bereaksi dengan air
membentuk dua asam yaitu asam ortosilikat (H4SiO4) dan
asam metasilikat H2SiO3. Senyawa ini tidak
larutdalam air tetapi bereaksi dengan basa.
8
|
3)
Silikon membentuk garam dari asam oksi, antara lain
seperti berikut.
a) Na2SiO3 =
natrium metasilikat
b) Mg2SiO4 =
magnesium ortosilikat
c) LiAl(SiO3)2 =
litium aluminium metasilikat
4)
Semua silikat membentuk larutan yang bersifat basa
yang dapat dilarutkan dalam air, dimana ion SiO32¯
bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
SiO32¯(aq) + H2O(l) ←⎯⎯⎯⎯→ HSiO3(aq) + OH¯(aq)
5)
Silikon membentuk molekul-molekul dan ion-ion
raksasa, di mana atom oksigen menempati kedudukan yang berselang-seling
C.
Keberadaan
Unsur Golongan IVA di Alam
1. Karbon
(Latin: ncarbo, arang)
Karbon, suatu unsur yang telah ditemukan sejak jaman pra-sejarah sangat banyak
ditemukan di alam. Karbon juga banyak terkandung dimatahari, bintang-bintang,
komet dan amosfir kebanyakan planet. Karbon dalam bentuk berlian mikroskopik
telah ditemukan di dalam beberapa meteor yang jatuh ke bumi. Berlian alami juga
ditemukan di kimberlite pipa
gunung berapi, di Afrika Selatan, Arkansas dan beberapa tempat lainnya. Berlian
sekarang ini diambil dari dasar samudera di lepas pantai Cape of Good Hope Sekitar 30% berlian industri yang dipakai di
AS sekarang ini merupakan hasil sintesis. Energi dari matahari dan
bintang-bintang dapat diatribusikan setidaknya pada siklus karbon-nitrogen.
2.
Silikon
Silikon
terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan komponen utama satu
kelas bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites.
Ia juga merupakan komponen tektites, gelas alami yang tidak
diketahui asalnya.
Silikon
membentuk 25.7% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan unsur terbanyak
kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi muncul
sebagian besar sebagai oksida dan sebagai silikat. Pasir, quartz,
batu kristal, amethyst, agate, flint, jasper dan opal adalah
9
|
Silikon
dipersiapkan secara komersil dengan memanaskan silika dan karbon di dalam
tungku pemanas listrik, dengan menggunakan elektroda karbon. Beberapa metoda
lainnya dapat digunakan untuk mempersiapkan unsur ini. Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai
bubuk cokelat yang dapat dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya
digunakan untuk memproduksi kristal-kristal silikon yang digunakan untuk
peralatan semikonduktor. Silikon super murni dapat dipersiapkan dengan cara
dekomposisi termal triklorosilan ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan dengan
proses vacuum float zone.
3.
Timah
Timah tidak
ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari senyawaannya.
Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone.
Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan
kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan
kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral sulfide
yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks
antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14)
merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-belerang dua contoh
mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain
seperti perak.
Timah
merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana timah
memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm,
dan 14 ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit
alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk
bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau.
Alluvium terdiri dari berbagai macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan
batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh dari alluvial/alluvium
atau istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg
Cassiterite maka sekitar 7 samapi 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang
disebabkan konsentrasi cassiterite sangat rendah.
10
|
Timah adalah
unsur dengan jumlah isotop stabil yang terbanyak dimana
jangkauanisotop ini mulai dari 112 hingga 126. Dari isotop-isotop tersebut
yang paling banyak jumlahnya adalah isotop 120Sn
dimana komposisinya mencapai 1/3 dari jumlah isotop Sn yang ada,116Sn,
dan 118Sn. Isotop yang paling sedikit jumlahnya adalah 115Sn.
Timah ada
dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut timah
abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2 C dengan struktur ikatan kovalen seperti
diamond. Sedangkan timah beta berwarna putih dan bersifat logam,
stabil pada suhu tinggi, dan bersifat sebagai konduktor.
4.
Germanium
Germanium
merupakan unsur dengan peringkat kelima puluh di dekat kelimpahan unsur-unsur
dalam kerak bumi. Logam ini
ditemukan dalam argyrodite,
sulfida germanium dan perak, germanite, yang mengandung 8%
unsur ini bijih seng, batubara, mineral-mineral lainnya. Unsur ini diambil secara komersil dari
debu-debu pabrik pengolahan bijih-bijih seng, dan sebagai produk sampingan
beberapa pembakaran batubara. Di
alam, Germanium
(Ge) memiliki
kelimpahan yan
g
lebih tinggi bila dibandingkan dgn timah & timbal, karena Germanium (Ge) mudah ditemukan dalam senyawaan yang
terdapat di kulit bumi.
5.
Timbal
Timbal didapatkan dari galena (PbS) dengan proses
pemanggangan. Anglesite, cerussite, dan minim adalah mineral-mineral timbal
yang lazim ditemukan. Anglesite merupakan mineral timbal yang mengandung timbal
sulfat PbSO4. Mineral ini terjadi sebagai hasil oksidasi mineral
gelena akibat pengaruh cuaca. Warna mineral ini dari putih, abu-abu, hingga
kuning, jika tidak murni maka warnanya abu-abu gelap. Mineral ini memiliki
spesifik grafiti 6,3 dengan kandungan timbal sekitar 73%.
Timbal alami adalah campuran 4 isotop 204Pb
(1.48%), 206Pb (23.6%), 207Pb (22.6%) dan 208Pb (52.3%).
Isotop-isotop timbal merupakan
11
|
6.
Ununquadium
Ununquadium
atau unsur golongan IVA merupakan salah satu unsur kimia yang mempunyai nomor
atom 114. Ununquadium tidak terdapat di alam namun dibuat melalui reaksi fusi
nuklir.
Unsur
ununquadium ini meluruh dengan cepat menjadi atom-atom unsur lain. Nama
ununquadium diperoleh dari aturan penamaan unsur baru yang diterapkan oleh
IUPAC (The International Union of Pure and Applied Chemistry), yaitu dengan
menggunakan awalan bahasa latin yang berdasarkan nomor atom unsur, unsur 114
(un=1, un=1, quad=4 + ium = ununquadium).
D.
Pembuatan
unsur golongan IVA
1. Karbon
Karbon
terdapat dialam sebagai grafit buatan dengan mereaksikan coke dengan silikia
(SiO₂) dengan
reaksi sebagai berikut:
SiO2 + 3C (2500°C) → SiC + Si (g) + C(graphite)
Karbon juga
dapat diperoleh dari pembakaran hidrokarbon atau coal, atau yang lainnya.
Dengan kondisi udara yang terbatas, sehingga terjadi pembakaran yang tidak
sempurna.
2.
Silikon
Meski jumlah
senyawa silikat banyak di alam, namun pengambilan Si dari senyawa silikat cukup
sulit. Karenanya, proses pembuatan silikon didapat dari senyawa oksida
(silika) atau sulfidanya dengan metode reduksi.
Berikut
tahapan proses pembuatan silikon dari SiO2:
SiO2
dipanaskan dengan kokas (C) pada suhu sekitar 3.000oC dalam tungku pembakaran
atau tanur listrik. Pereaksi ditambahkan dari atas tungku.
SiO2(s) +
2C(s) → Si(l) + 2CO(g) (pada suhu 3.000oC)
Lelehan Si
yang dihasilkan dikeluarkan dari bawah tungku dan akan membentuk padatan. Si
yang dihasilkan cukup murni dan dapat digunakan antara lain untuk pembuatan
paduan dengan logam lain.
12
|
Si
dipanaskan dengan Cl2
Si(s) +
2Cl2(g) → SiCl4(l)
Lelehan
SiCl4 yang dihasilkan dimurnikan dengan proses distilasi.
SiCl4
lalu direduksi menjadi Si melalui pemanasan dengan H2 atau Mg.
SiCl4 + 2H2
→ Si + 4HCl
SiCl4 + 2Mg
→ Si + 2MgCl2
Produk
reaksi dicuci dengan air panas untuk memperoleh Si.
Si dimurnikan dengan alat zone
refining. Di dalam alat ini, batangan Si dilewatkan secara perlahan melalui
alat pemanas. Pada zona pemanasan, batangan Si tersebut akan meleleh. Karena
zat pengotor lebih mudah larut dalam lelehan dibanding dalam padatan Si, maka
pengotor tersebut akan berkumpul di dalam lelehan Si. Daerah lelehan yang tidak
murni etrsebut akan terus pindah sepanjang batangan Si, selama proses. Ketika
daerah lelehan yang tidak murni telah sampai ke ujung, maka ujung ini akan
dibiarkan membentuk padatan sebelum dipotong.
Johari,
J.M.C & Rachmawati, M.(2008). KIMIA 3; SMA dan MA untuk Kelas XII. Esis:
Jakarta
3. Germanium
Konsentrat
biji kebanyakan sulfidik, mereka akan dikonversi ke oksida dengan pemanasan di
udara, dalam proses yang dikenal sebagai pemanggangan :
GES 2 + 3 O
2 → GEO 2 + 2 SO 2
Bagian dari
germanium berakhir di dalam debu yang dihasilkan selama proses ini, sedangkan
sisanya dikonversi ke germanates yang tercuci bersama-sama dengan seng dari
bata dengan asam sulfat. Setelah netralisasi hanya seng tetap dalam larutan dan
endapan mengandung germanium dan logam lainnya. Setelah mengurangi jumlah seng
dalam endapan oleh proses Waelz , oksida Waelz kehabisan waktu kedua. Para
dioksida diperoleh sebagai endapan dan dikonversi dengan klorin gas atau asam
hidroklorik untuk germanium
13
|
Geo 2 + 4
HCl → GeCl 4 + 2 H 2 O
Geo 2 + 2 Cl
2 → GeCl 4 + O 2
Germanium
tetraklorida dihidrolisis menjadi oksida (Geo 2) atau dimurnikan dengan
distilasi fraksional dan kemudian dihidrolisis. Yang sangat murni Geo 2
sekarang cocok untuk produksi germanium kaca. Germanium oksida murni dikurangi
oleh reaksi dengan hidrogen untuk mendapatkan germanium cocok untuk optik
inframerah atau industri semikonduktor:
Geo 2 + 2 H
2 → Ge + 2 H 2 O
Germanium
untuk produksi baja dan proses industri lainnya biasanya menggunakan karbon
berkurang:
Geo 2 + C →
Ge + CO 2
4.
Timah
a.
Membuat timah dari biji timah tergantung dari jenis
biji dan kandungan impuritas dari biji timah. Biji timah yang biasa digunakan
untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-1%, kemudian dihancurkan dan
kemudian dipisahkan dari material-material yang diperlukan.
b.
Kemudian biji timah dikeringkan dan dilewatkan dalam
alat pemisah magnetic sehingga kita dapat memisahkan biji timah dari impuritas
yang berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari proses ini memiliki
konsentrasi antara 70-77% semua hampir mineral cassiterite.
c.
Cassiterite diletakkan difurnace. Karbon bereaksi
dengan CO₂ yang ada
didalam furnance membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi membentuk timah.
5.
Timbal
Kandungan sulfida dalam biji timbal
dihilangkan dengan cara memanggang biji timbal sehingga akan terbentuk timbal
oksida. Reaksi yang terjadi MSn + 1,5 O₂ MOn +nSO₂.
14
|
E.
Kegunaan
unsur golongan IVA
1. Karbon
a. Digunakan
dalam bidang industri baja, plastik, cat, karet, dan lain-lain
b. Dalam bentuk
intan dapat digunakan sebagai perhiasan dan untuk membuat alat pemotong, karena
sifatnya yang sangat keras.
c. Dalam bentuk
senyawa-senyawa hidrokarbon seperti minyak bumi dan turunannya digunakan
sebagai bahan bakar, obat-obatan, dan industri-industri petrokimia.
d. Gas
korbondioksida oleh tumbuhan digunakan untuk proses fotosintesis yang
menghasilkan gas oksigen untuk pernapasan manusia.
e. Isotop
karbon-14 digunakan dalam bidang arkheologi.
f. Dalam bentuk
batubara digunakan sebagai bahan bakar.
2.
Silikon
a.
Silikon merupakan komponen utama
dari kaca, semen, keramik, sebagian besar perangkat semikonduktor, dan silikon
(zat plastik yang sering tercampur baur dengan logam silikon).
b.
Unsur silikon dan senyawa
intermetaliknya banyak digunakan sebagai paduan untuk membentuk aluminium,
magnesium, tembaga, dan logam lainnya yang memiliki ketahanan tinggi.
c.
Silikon metalurgi dengan kemurnian
98-99% digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan organosilicic dan resin
silikon, segel, serta pelumas.
d.
Dalam bidang elektronik, chip
silikon digunakan dalam berbagai peralatan elektronik. Sel surya juga
menggunakan irisan tipis kristal silikon sebagai salah satu komponen utamanya.
e.
Silikon dioksida digunakan sebagai
bahan baku untuk memproduksi unsur silikon dan silikon karbida. Kristal silikon
berukuran besar digunakan untuk gelas piezoelektrik.
f.
15
|
3.
Germanium
Ketika germanium didoping dengan arsenik, galium atau
unsur-unsur lainnya, ia digunakan sebagai transistor dalam banyak
barangelektronik. Kegunaan umum germanium adalah sebagai bahan semikonduktor.
Kegunaan lain unsur ini adalah sebagai bahan pencampur logam, sebagai
fosfor di bola lampu pijar dan sebagai katalis. Germanium dan germanium oksida
tembus cahaya sinar infra merah dan digunakandalam spekstroskopi infra mera dan
barang-baran optik lainnya, termasukpendeteksi infra merah yang sensitif. Index
refraksi yang tinggi dan sifatdispersi oksidanya telah membuat germanium sangat
berguna sebagailensa kamera wide-angle dan microscope objectives. Bidang studi
kimiaorganogermanium berkembang menjadi bidang yang penting. Beberapasenyawa
germanium memiliki tingkat keracunan yang rendah untukmamalia, tetapi memiliki
keaktifan terhadap beberap jenis bakteria,sehingga membuat unsur ini sangat
berguna sebagai agen kemoterapi (Pranowo, 2010).
4.
Timah
Logam timah banyak dipergunakan untuk solder (52%),
industry plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%) kuningan dan perunggu
(5,5%), industry gelas (2%) dan berbagai macam aplikasi lain (11%).
Dalam bentuk lembaran timah digunakan untuk lapisan
pelindung kaleng atau bejana dari tembaga.
a.
Digunakan sebagai logam campuran
perunggu.
b.
Digunakan untuk perekat komponen
elektronika pada PCB (timah solder)
c.
Dicampur dengan titanium dan
digunakan dalam industri aerospacedan bahan insektisida.
5.
Timbal
16
|
a.
Digunakan sebagai bahan pengisi
baterai dan pelapis kabel listrik.
b.
Digunakan dalam industri pipa,
tank dan alat sinar X.
c.
Karena mempunyai kerapatan yang
cukup tinggi, timbal digunakan sebagai alat pelindung bahan-bahan radioaktif.
d.
Dicampur dengan timah digunakan
sebagai alat perekat komponen-komponen elektronika pada PCB.
F. Persenyawaan
Golongan IVA
1.
Karbon
Karbon
dioksida ditemuka di atmosfir bumi dan terlarut dalam air. Karbon juga
merupakan bahan batu besar dalam bentuk karbonat unsur-unsur berikut: kalsium,
magnesium, dan besi. Batubara, minyak dan gas bumi adalah hidrokarbon. Karbon
sangat unik karena dapat membentuk banyak senyawa dengan hidrogen, oksigen,
nitrogen dan unsur-unsur lainnya. Dalam banyak senyawa ini atom karbon sering
terikat dengan atom karbon lainnya. Ada sekitar sepuluh juta senyawa karbon,
ribuan di antaranya sangat vital bagi kehidupan. Tanpa karbon, basis kehidupan
menjadi mustahil. Walau silikon pernah diperkirakan dapat menggantikan karbon
dalam membentuk beberapa senyawa, sekarang ini diketahui sangat sukar membentuk
senyawa yang stabil dengan untaian atom-atom silikon. Atmosfir planet Mars
mengandung 96,2% CO2. Beberapa senyawa-senyawa penting karbon adalah
karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), karbon disulfida (CS2),
kloroform (CHCl3), karbon tetraklorida (CCl4), metana (CH4),
etilen (C2H4), asetilen (C2H2),
benzena (C6H6), asam cuka(CH3COOH) dan
turunan-turunan mereka.
2. Silikon
17
|
Dari berbagai jenis ion itu ditemukan bermacam-macam jenis silikat,
seperti:
a.
gem zircom
mengandung kristal ZnSiO4
b.
diaposit
mengandung CaMg(SiO3)2
c.
benzil, yaitu Be3Al2(Si16O8)
d.
asbeston, yaitu
mengandung {Ca2Mg5(Si4O11)2(OH)2}n
e.
albit,
yaituNaAlSi3O8
3. Germaium
Dua germanium oksida dikenal yaitu
Germanium dioksida (Germania) dan monoksida germanium GEO. Dioksida ini
dapat diperoleh dengan pemanggangan sulfide germanium dan merupakan bubuk
putih yang hanya sedikit larut dalam air tetapi bereaksi dengan alkali untuk
membentuk germinates. Monoksida, oksida germaous dapat diperoleh dengan reaksi
suhu tinggi dari dengan logam Ge. Senyawa biner lainnya, kalkogen juga
dikenal seperti disulpida , diselenide dan monosulfida GES, selenide
GeSe, dan telluride GeTe. Bentuk sebagai endapan putih ketika hydrogen
sulfide dilewatkan melalui larutan asam kuat yang mengandung Ge (IV). Disulfide
ini lumayan larut dalam air dan dalam larutan alkali kaustik atau sulfida basa.
Tetapi tidak larut dalam air asam.
Germanium klorida diperoleh
sebagai cairan berwarna merah, mendidih pada 83º C dengan pemanasan logam
dengan klorin. Senyawa-senyawa germanium yang lainnya adalah bismuth
germanae, tetra ethil germane, tetra metal germane.
4.
Timah
Senyawa timah yang penting adalah
organotin, SnO2, Stanat, timah klorida, timah hidrida, dan timah
sulfide.
Contoh beberapa senyawa organotin
ini adalah:
a.
18
|
b.
Dialkil atau monoalkil-timah,
dipakai sebagai stabilisator panas dalam pembuatan PVC.
c.
Tributil-Timah oksida, dipakai untuk
pengawetan kayu.
d.
Trifenil-Timah asetat, merupakan
kristal putih yang dipakai untuk insektisida dan fungisida.
e.
Trifenil-timah klorida dipakai sebagai
biosida
f.
Trimetil-timah klorida, dipakai
sebagai biosida dan sintesis senyawa organic.
g.
Trifenil-timah hidroksida, untuk
fungisida dan engontrol serangga.
5.
Timbal
Persenyawaan timbal yang umum adalah
Tetra Etil Lead (TEL), PbO2, Timbal(II) Klorida (PbCl2), Timbal tetroksida
(Pb3O4), dan Timbal(II) Nitrat.
G.
Kestabilan (Jari-Jari Atom, Energi
Ionisasi dan Afinitas Elektron) Golongan IVA
1.
Jari-Jari
atom
Jari-jari atom adalah ukuran dari suatu atom yang mana
merupakan jarak antara dua inti dalam atom logam yang saling berdekatan atau
dalam molekul diatomic. (Chang,2010). Jari-jari atom juga dapat dikatakan jarak
dari inti sampai kulit electron terluar. Dalam satu golongan dari atas ke
bawah, kulit atom bertambah (ingat jumlah kulit=nomor periode), sehingga
jari-jari atom juga bertambah besar. Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap
tetapi muatan inti (nomor atom) dan jumlah elektron pada kulit bertambah. Hal
tersebut mengakibatkan gaya tarik-menarik antara inti dengan kulit elektron
semakin besar sehingga jari-jari atom makin kecil.
2.
Energi
Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum
yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom netral dalam wujud
gas. Energi yang
19
|
Dapat disimpulkan keperiodikan energi
ionisasi sebagai berikut. Dari atas ke bawah
dalam satu golongan jari-jari atom bertambah sehingga daya tarik inti terhadap
elektron terluar semakin kecil. Elektron semakin mudah dilepas dan energi yang
diperlukan untuk melepaskannya makin kecil. Dari kiri ke kanan dalam satu
periode, daya tarik inti terhadap elektron semakin besar sehingga elektron
semakin sukar dilepas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
tentunya semakin besar.
3. Afinitas
Elektron
Afinitas
electron adalah energi yang
dilepaskan atau dibutuhkan
oleh atom netral dalam
keadaan gas apabila
menerima atau melepas satu elektron atau lebih untuk membentuk ion negatif.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas
elektron semakin
kecil. Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar. Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan dengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, energi diperlukan/diserap dinyatakan dengan tanda positif (+). Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingkan dengan energi ionisasi.
kecil. Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar. Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan dengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, energi diperlukan/diserap dinyatakan dengan tanda positif (+). Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingkan dengan energi ionisasi.
Tabel 2. 2 (Jari-Jari Atom, Energi Ionisasi dan Afinitas
Elektron ) Golongan IV A
Nama
unsur
|
Lambang
|
Jari-Jari Atom
|
Energi Ionisasi (kJ/mol)
|
Afinitas Elektron
|
Karbon
|
C
|
0,77
|
1086
|
123
|
Silikon
|
Si
|
1,11
|
789
|
135
|
Germanium
|
Ge
|
1,22
|
782
|
120
|
Timah
|
Sn
|
1,41
|
709
|
122
|
Timbal
|
Pb
|
1,75
|
589
|
110
|
Ununquadium
|
(Uuq)
|
|
|
|
20
|
H.
Sintesis
Golongan IV A
1. Karbon
(C)
Karbon dapat di buat dengan proses yang disebut dengan
karbonisasi yakni pemanasan bahan yang mengandung karbon.Karbon juga dapat
diperoleh dari pembakaran hidrokarbon atau coal, atau yang lainnya dengan
kondisi udara yang terbatas sehigga terjadi pembakaran yang tidak sempurna.
CH4(g) + O2(g)
C(s) + 2H2O(l)
Reaksi
Pada Karbon
1. Reaksi dengan Halogen
Karbon bereaksi langsung dengan fluorin, sedangkan dengan
unsure halogen lainnya bereaksi secara tidak langsung.
Contoh
reaksi :
C
+ 2F2 CF4 (reaksi langsung)
CF4
+ Cl2 CH3Cl + HCl (reaksi tidak langsung)
2. Reaksi dengan Oksigen
Jika dipanaskan dalam udara, maka unsure-unsur karbon
bereaksi dengan oksigen (reaksi pembakaran) yang bersifat eksotermik membentuk
oksida CO2. Oksida CO2 bersifat asam dan bereaksi dengan
air menghasilkan larutan asam lemah sekali. Reaksi : CO2 + H2O H2CO3 (asam karbonat).
3. Reaksi dengan Hidrogen
1) Alkana (CnH2n+2)
2) Alkena (CnH2n)
3) Alkuna (CnH2n-2)
2. Silikon
(Si)
Dibuat melalui reduksi SiO₂dengan
C dalam tanur listrik, Si yang dihasilkan dimurnikan dengan menambahkan gas Cl₂, gas SiCl₄ yang dihasilkan direduksi
dengan gas H₂(suhu tinggi), dan dihasilkan gas
murni.
Reaksi Pada Silikon
a. Reaksi dengan Halogen
21
|
Si + 2X2 → SiX4
b. Reaksi dengan
air
Semua silikat yang larut, membentuk
larutan yang berasifat basa bila dilarutkan dalam air. Ion SiO32-,
bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
SiO32-(aq)
+ H2O(aq) → HSiO3-(aq) + OH-(aq)
c. Reaksi dengan
Hidrogen
Pada suhu tinggi, silikon dapat
bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida,
Si(s) + 2H2 →
SiH4
d. Reaksi dengan
Basa
Si(s) + 4OH-(aq)
→ SiO4(aq) + 2H2(g)
silikon tidak reaktif pada suhu
kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi dapat bereaksi dengan basa kuat
seperti NaOH. Namun, dua asam silikat sederhana
adalah asam ortosilikat, H4SiO4, dan asam metasilikat, H2SiO3.
Kedua senyawa ini praktis dan larut dalam air, tetapi mereka memang bereaksi
dengan basa.
Contohnya:
H4SiO4(s) + 4
NaOH(aq) → Na4SiO4(aq) + H2O(aq)
(nartium ortosilikat)
3. Germanium (Ge)
Keberadaan germanium dialam sangat sedikit, yan diperoleh
dari batu bara dan bantuan seng pekat. Unsure ini lebih reaktif dari pada
silicon, dan dapat larut dalam HNO₃dan
H₂SO₄pekat seperti silicon.
Reaksi pada
Germanium
a. Reaksi dengan
Oksigen
Bila dipanaskan
dalam udara, germanium bereaksi dengan oksigen dalam reaksi pembakaran yang
sangat eksotermik untuk membentuk oksida GeO2. Reaksi antara silikon
dengan oksigen adalah sebagai berikut.
Ge(s) + O2(g) GeO2(S)
b. Reaksi dengan halogen
Dihalida
germanium stabil. GeF2 adalah padatan kristal putih yang diperoleh dari reaksi
HF anhidrat dengan Ge pada suhu 200 C, merupakan
22
|
c. Reaksi dengan Hidrogen
Hidrida germanium yang stabil hanya
GeH4.
Ge(s) + 2H2 → GeH4(s)
Germanium agak
lebih reaktif daripada silikon, dan melarut dalam H2SO4 dan HNO3 pekat.
4. Timah (Sn)
Membuat timah dari biji timah tergantung dari jenis biji dan
kandungan impuritas dari biji timah. Biji timah yang biasa digunakan untuk
produksi adalah dengan kandungan 0,8-1%, kemudian dihancurkan dan kemudian
dipisahkan dari material-material yang diperlukan.
Kemudian biji timah dikeringkan dan dilewatkan dalam alat
pemisah magnetic sehingga kita dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang
berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari proses ini memiliki konsentrasi
antara 70-77% semua hampir mineral cassiterite. Cassiterite diletakkan
difurnace. Karbon bereaksi dengan CO₂ yang
ada didalam furnance membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi membentuk timah.
Reaksi pada Timah
a. Reaksi dengan Hidrogen
Hidrida timah
yang stabil hanya SnH4.
Sn(s) + 2H2
→ SnH4
b. Reaksi dengan
klorin
Timah bereaksi
dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV) klorida.Sn+ 2X2 → SnX4
Contoh: Sn + 2Cl2 → SnCl4
c. Reaksi dengan
oksigen
Jika timah
dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2, oksida dari
timah yang paling stabil. Sebenarnya SnO ada tetapi sifatnya tidak mantap dan
jika dipanaskan di udara akan berubah menjadi SnO2.
Sn(s) +
O2(g) Ã SnO2(S)
d. Reaksi dengan Asam
23
|
Sn(s) + 2HCl
(aq) Ã Sn2+(aq)+2Cl-(aq)+H2(g)
Dalam larutan
HNO3 pekat, timah teroksidasi menjadi SnO2.
Sn(s) + 4HNO3(aq,
pekat) Ã SnO2(S)+2H2O(l)+4NO2(g)
e. Reaksi dengan
Basa
Reaktifitas
terhadap basa adalah timah dapat larut larutan NaOh pekat dengan reaksi yang
serupa dengan alumunium. Dalam reaksi ini timah teroksidasi menjadi bilangan
oksidasi +4 dalam ion kompleks (Sn(OH)6)2-, hasil
sampingnya adalah gas H2.
Sn(s) + NaOH
(aq) Ã (Sn(OH)6)2-
5. Timbal
(Pb)
Timbal terutama
terdapat dalam bentuk galena, PbS. Bijih dipekatkan dengan pemanggangan.
kemudian bijih dipanggang dengan temperatur tinggi.
Reaksi pada Timbal
a. Reaksi timbal
dengan HCl(aq)
Pb(s) + 3
HCl(aq,pekat) Ã (PbCl3)-(aq) + H+(aq)
+ H2(g)
b. Reaksi PbO
dengan CH3COOH
c. Reaksi antara
Pb3O4 CH3COOH
d. Reaksi dengan
HNO3
Logam Pb tidak
larut dalam asam sulfat maupun asam klorida, melainkan larut dalam asam nitrat
dengan membentuk gas NO dan timbal nitrat yang larut.
24
|
Bila terjadi Klorinasi terhadap larutan
diatas menghasilkan timbal dengan biloks +4.
6. Ununquadium (Uuq)
Ununquadium atau unsur golongan IVA merupakan salah satu
unsur kimia yang mempunyai nomor atom 114. Ununquadium tidak terdapat di alam
namun dibuat melalui reaksi fusi nuklir.
Unsur ununquadium ini meluruh dengan cepat menjadi atom-atom
unsur lain. Nama ununquadium diperoleh dari aturan penamaan unsur baru yang
diterapkan oleh IUPAC (The International Union of Pure and Applied Chemistry),
yaitu dengan menggunakan awalan bahasa latin yang berdasarkan nomor atom unsur,
unsur 114 (un=1, un=1, quad=4 + ium = ununquadium).
Ditemukan oleh tim yen gtergabung dalam lembaga penelitian
nuklir di Dubna-Rusia pada
tahun 1998. Mempunyai massa atom (285). Mempunyai nomor atom 114. Mempunyai
konfigurasi elektron 2 8 19 32 32 18 4
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
1. Cirri-ciri
umum golongan IV A
a.
Kecuali Karbon,
umumnya tidak terdapat di alam dalam bentuk bebas
b.
Makin ke bawah makin elektropositif
c.
Dapat membentuk senyawa amfoter
yakni dengan membentuk oksida Sn(IV) dan oksida Pb(IV)
d.
Dapat membentuk senyawa kompleks
dengan bilangan oksidasi sampai 6
e.
Kecuali Karbon, dapat bereaksi dengan basa
f.
Kecuali Pb, dapat membentuk senyawa dioksida bila direaksikan dengan udara
g.
Kecuali C dan Si,
dapat bereaksi Halogen
2.
Sifat-sifat kima golongan IVA
a.
Karbon dan silikon tidak reaktif pada suhu biasa.
Karbon dan silikon membentuk kation sederhana seperti C4+ dan
Si4+.
b.
Silikon membentuk garam dari asam oksi.
c.
Bila silikon dipanaskan dengan oksigen akan membentuk
oksida SiO3, sehingga apabila oksida ini bereaksi dengan air
membentuk dua asam yaitu asam ortosilikat (H4SiO4) dan
asam metasilikat H2SiO3. Senyawa ini tidak
larutdalam air tetapi bereaksi dengan basa.
3.
Keberadaan golongan IV A dialam
a.
Karbon, suatu unsur yang
telah ditemukan sejak jaman pra-sejarah sangat banyak ditemukan di alam. Karbon
juga banyak terkandung dimatahari, bintang-bintang, komet dan amosfir
kebanyakan planet.
b. Silikon
terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan komponen utama satu
kelas bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites.
c.
25
|
d.
26
|
e. Timbal didapatkan dari galena (PbS) dengan proses
pemanggangan. Anglesite, cerussite, dan minim adalah mineral-mineral timbal
yang lazim ditemukan.
f.
Ununquadium tidak terdapat di alam namun dibuat
melalui reaksi fusi nuklir.
4. Pembuatan
unsur golongan IVA
a. Karbon terdapat dialam sebagai
grafit buatan dengan mereaksikan coke dengan silikia (SiO₂) dengan reaksi sebagai berikut:Si₂ + 3C (2500áµ’C)? “SiC”? Si (g) + C
b. Karbon juga dapat diperoleh dari
pembakaran hidrokarbon atau coal, atau yang lainnya. Dengan kondisi udara yang
terbatas, sehingga terjadi pembakaran yang tidak sempurna.
c. Dibuat melalui reduksi SiO₂dengan C dalam tanur listrik, Si yang dihasilkan dimurnikan
dengan menambahkan gas Cl₂, gas SiCl₄ yang dihasilkan direduksi dengan gas H₂(suhu tinggi), dan dihasilkan gas murni.
d. Keberadaan germanium dialam sangat
sedikit, yan diperoleh dari batu bara dan bantuan seng pekat. Unsure ini lebih
reaktif dari pada silicon, dan dapat larut dalam HNO₃dan H₂SO₄pekat
seperti silicon.
e. Membuat timah dari biji timah
tergantung dari jenis biji dan kandungan impuritas dari biji timah. Biji timah
yang biasa digunakan untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-1%, kemudian
dihancurkan dan kemudian dipisahkan dari material-material yang diperlukan.
f. Kemudian biji timah dikeringkan dan
dilewatkan dalam alat pemisah magnetic sehingga kita dapat memisahkan biji
timah dari impuritas yang berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari proses
ini memiliki konsentrasi antara 70-77% semua hampir mineral cassiterite.
g. Cassiterite diletakkan difurnace.
Karbon bereaksi dengan CO₂ yang ada didalam furnance
membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi membentuk timah.
5.
27
|
Kegunaan
unsure golongan IVA sangat beragam, mulai dari alat tulis, intan dalam bidang
industry, bahan –bahan elektronik dsb
6. Perseyawaan
golongan IVA
Unsur
golongan IVA memilki banya persenyaan yaitu karbon dioksida (CO2),
karbon monoksida (CO), karbon disulfida (CS2), kloroform (CHCl3),
karbon tetraklorida (CCl4), metana (CH4), etilen (C2H4),
asetilen (C2H2), benzena (C6H6),
asam cuka(CH3COOH) dan turunan-turunan mereka.Silikon sangat
cenderung bersenyawa dengan Oksigen membentuk ikatan yang kuat dan stabil.Timah
membentuk senyawa organotin. Persenyawaan timbal yang umum adalah Tetra Etil
Lead (TEL), PbO2, Timbal(II) Klorida (PbCl2), Timbal tetroksida (Pb3O4), dan
Timbal(II) Nitrat.
7. Kestabilan (jari-jari atom, energi ionisasi dan afinitas
elektron) Golongan IVA.
Golongan IVA cenderung tidak stabil dialam karena
sifatnya yang reaktif (mudah bereaksi). Hal tersebut terjadi karena ukuran
jari-jari atom yang besar sehingga nilai energi ionisasi dan afinitas
elektronnya kecil.
8. Sintesis
unsur Golongan IVA
Karena sifatnya yang reaktif dan tidak stabil, maka
banyak ditemukannya dalam bentuk sudah berikatan dengan unsur-unsur lain dengan
membentuk senyawa agar bisa stabil di alam.
B.
Saran
Unsur-unsur
yang ada di alam semesta belum semuanya teridentifiaksi baik sifat maupun
kegunaannya untuk itu bagi pembaca teruslah gali pengetahuan setingg-tingginya.
Selain ituunsur yang sudah diketahui
manfaatnya gunakanlah sebijak mungkin sesuai dengan peruntukkannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Akbar,muhammad.2013.Unsur-Unsur Golongan IVA. Online].[18
september 2016].
Amazine.
2016. Silikon (Si): Fakta, Sifat, Kegunaan & Efek Kesehatannya. [Online].[20
September 2016.]
http://www.amazine.com.
Ibnu,Pranowo. 2010. Unsur Germanium. [Online].[20
september 2016].
Fasiha,novita.2015.Pengenalan Unsur-Unsur Golongan
IVA.[Online].[18 september 2016].
Nevera.2010.Unsur Golongan IVA.
.[Online].[18 september 2016].
28
|
Seperti halnya selenium, germanium
juga termasuk ke dalam golongan trace mineral. Germanium dalam bentuk anorganik
tidak memiliki manfaat apapun bagi tubuh. Germanium anorganik berfungsi sebagai
bahan semikonduktor dan sangat bermanfaat dalam industri elektronik. Akan
tetapi, germanium yang memiliki manfaat terhadap tubuh manusia adalah germanium
organik atau sering disebut germanium-132 atau Ge-Oxy 132. Germanium organik
mampu melindungi tubuh dari pertumbuhan tumor dan kanker ganas dengan jalan
memperkuat sistem imun. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa germanium juga
mampu melawan munculnya penyakit degeneratif akibat proses penuaan dan radikal
bebas. Germanium banyak terdapat pada ginseng, aloe vera, dan bawang putih.
Hasil ekstraksi senyawa germanium organik dari tumbuhan tadi disebut
biscarboxyethyl germanium sesquioxide.
Dr Kazuhiko Asai menemukan bahwa
germanium melawan kanker dengan jalan menstimulasi produksi interferon (suatu
substansi antiviral protein yang menstimulus produksi sell pembunuh alami
sebagai bentuk kekebalan tubuh) yang langsung menyerang sel kanker. Selain itu,
germanium juga mampu meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh. Dalam kondisi
suplai germanium cukup, konsumsi oksigen oleh organ tubuh turun dari keadaan
normalnya. Hal inilah yang membuat kadar oksigen dalam tubuh tetap kaya.
Germanium juga mampu mengaktifkan
kembali fungsi T-sel, Limfosit B, dan meningkatkan jumlah sel antibodi.
Germanium organik melindungi diri dari akumulasi amyloid, suatu produk
oksidatif radikal bebas (berdasarkan riset pada tikus). Selain itu, germanium
organik juga melindungi sistein (suatu asam amino sulfhidril) dari oksidasi.
Beberapa manfaat suplai germanium organik itu diantaranya:
a. Teraktifkannya sitoplasmik dan
mikrosomal glutathione-S-transferase
b. Teraktifkannya glutathione
peroxidase (GSH-Px)
c. Teraktifkannya superoksida
dismutase
d. Mengkatalis aktivitas mitokondria
hati
27
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar