Kegagalan hari Ini berarti pendorong,
Namun kejayaan semalam bukan berarti kemegahan oleh karena itu gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit, dan rendahkanlah dirimu serendah rumput di bumi.

share yu...

PENENTUAN KONSTRUK, DIMENSI DAN INDIKATOR SUATU SKALA


PENENTUAN KONSTRUK, DIMENSI DAN INDIKATOR  SUATU SKALA
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eveluasi Proses dan Hasil Belajar dengan dosen Prasetyaningsih, M.Pd.



 Di Susun Oleh :
Amalia Dwi H                         (228114)
Shinta A                                  (228114)
Siti Rositoh                              (2281142418)
Yoga Parenta                           (228114)
Yohana Damayanti                  (228114)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG BANTEN
2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas hidayah dan  inayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar.
Penulis berterima kasih kepada dosen penulis yang telah membimbing dan juga memberi tugas pada mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar.
Makalah ini memaparkan tentang Penentuan Konstruk, Dimensi dan Indiktor Suatu Skala. Sehubungan dengan ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi semuanya.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritikan dan saran yang bersifat dapat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.





                                                                          Serang, 07 November 2016



  Penulis





ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................  ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................  iii
BAB 1   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.............................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C.     Tujuan............................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A.    Pengertian Konstruk..................................................................... 4
B.     Pengertian dimensi........................................................................ 6
C.     Pengertian Indikator.................................................................... 12
D.    Teknik Penentuan Indikator dalam Skala.................................... 13
BAB 3 PENUTUP
A.      Kesimpulan.................................................................................. 22
B.       Saran............................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 25






iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap kegiatan yang kita lakukan perlu ada penilaian dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan yang kita lakukan. Begitu juga pada proses pembelajaran, perlu ada penilaian. Penilaian akan bermakna bila pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang tepat. Penilaian dan Proses belajar mengajar itu bagaikan dua mata koin, walaupun mereka meghadap pada arah yang berlawanan, namun hakekatnya mereka adalah satu, yaitu bagian dari koin itu sendiri.
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa, pengelola sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya (Suhartoyo, 2005). Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003).
Sehubungan dengan itu, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mengajar dengan baik, namun mampu melakukan evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, namun perlu penilaian terhadap input, output dan kualitas proses pembelajaran itu sendiri.

1
Dalam proses penyusunan alat ukur, sebelum menulis aitem, penyusun skala biasanya mengeksplorasi teori mengenai konstrak yang hendak diukur (pengertian, aspek-aspek) sebelum menulis aitem. Ini adalah pendekatan penyusunan secara deduktif (top down), penyusunan alat ukur disetir oleh teori. Ada juga penyusunan skala yang disetir oleh temuan-temuan hasil eksplorasi di lapangan. Namanya pendekatan induktif (bottom up).

2
Dalam makalah ini, kami menyajikan beberapa hal tentang teknik evaluasi yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah penentuan konstruk, penentuan dimensi, penentuan indikator dan cara penentuan indikator dalam suatu skala.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Apakah yang dimaksud dengan konstruk ?
2.         Apakah yang dimaksud dengan dimensi ?
3.         Apakah yang dimaksud dengan indikator ?
4.         Bagaimanakah teknik penentuan indikator dalam skala ?

C.     Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Menjelaskan pengertian konstruk
2.         Menjelaskan pengertian dimensi
3.         Menjelaskan pengertian indikator
4.         Menjelaskan teknik penentuan indikator dalam skala









BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Konstruk
Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu. Konsep dihasilkan oleh ilmuwan secara sadar untuk kepentingan ilmiah. Konstruk dapat diartikan sebagai konsep yang telah dibatasi pengertiannya (unsur, ciri, dan sifatnya) sehingga dapat diamati dan diukur.
Dalam mendeskripsikan variabel, peneliti tidak harus terpancing dengan nama variabel secara persis, namun juga dipertimbangkan teori-teori yang berkaitan dan dekat dengan variabel tersebut. Contoh variabel motivasi pelayanan untuk mendapatkan pemahaman tentang motivasi pelayanan dapat diambil dari sumber-sumber misalnya motivasi kerja, motivasi berprestasi, motivasi belajar, dan lain-lain. Setelah variabel penelitian dideskripsikan secara baik, kemudian peneliti menutup uraian teori tiap variabel dengan suatu konstruk. Konstruk  atau bangunan pengertian atau konsep yang digunakan dalam penelitian merupakan pendapat peneliti tentang variabel tersebut dimana maknanya akan dipergunakan sebagai landasan dalam penelitian. Konstruk lahir karena peneliti terinspirasi dari berbagai teori atau kajian yang disusunnya. Untuk itu penempatan konstruk pada alenia terakhir dari setiap kajian teori per variabel.
Konstruk atau konsep nominal adalah konsep yang bersifat umum yang pengertiannya tidak terikat pada waktu dan tempat. Misalnya “motivasi belajar mahasiswa di Indonesia. Motivasi adalah konsep yang bersifat umum tetapi, motivasi belajar mahasiswa di Indonesia adalah konsep yang hanya berlaku pada mahasiswa di Indonesia. Kerlinger menamakan motivasi itu dengan konstruk dan motivasi belajar mahasiswa dinamakan konsep. 

B.       Pengertian Dimensi
 Dimensi adalah tema-objek/hal-hal pokok yang menjadi pusat tinjauan teori. Agar demensi dapat diukur harus memenuhi syarat sebagai berikut : demensi itu harus secara umum didapatkan pada suatu kelompok benda atau manusia, demensi itu harus dapat memberikan data sensorik yang dapat ditangkap oleh indera manusia, demensi itu harus dapat dirumuskan dengan jelas, demensi itu harus memiliki nilai variasi, demensi itu harus dapat memberikan respons yang mirip pada berbagai pengamat yang berbeda.
C.       Pengertian Indikator

D.      Teknik Penentuan Indikator dalam Skala
Langkah-langkah pengembangan alat evaluasi non-tes diantaranya seperti berikut ini:
1.         Menentukan apa yang akan diukur atau aspek apa yang akan mau diungkap. Biasanya aspek hasil belajar yang diungkap dengan cara non-tes  berkenaan dengna ranah afeltif dan psikomotorik atau aspek psikologis.
2.         Menentukan instrument apa yang akan digunakan. Jadi, maksudnya ialah cara apa yang akan digunakan untuk mengukur aspek tersebut. Instrument dalam penilaian non tes seperti angket, observasi, wawancara, sosiometri, analisis hasil karya, dll.
3.         Menentukan definisi atau batasan tentang aspek yang akan diungkap, berdasarkan atas teori dari aspek yang ingin diungkap tersebut.
4.         Menentukan format instrument. Format instrtument yang sering ditemukan adalah berupa uraian bebas (essay), skala penilaian atau rattingh skill, pilihan ganda atau daftar cek, atau yang lainnya.
5.         Mengembangkan kisi-kisi
6.         Menulis pernyataan sesuai dengan kisi-kisi.
7.         Analisis rasional terhadap pernyataan yang telah dirumuskan. Analisis ini bisa dilakukan sendiri atau oleh orang lain yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut.
Berikut ini format kisi-kisi non tes:
NO
DIMENSI
INDIKATOR
JUMLAH SOAL / INDIKATOR
NOMOR SOAL
JUMLAH SOAL =







Arnold (1999:286) mendefinisikan portofolio sebagai berikut:
A portfolio is defined as a purposeful, selective collection of learner work and reflective self-assessment that is used to document progress and achievement over time with regard to specific criteria.... In the course of the learning process the portfolio becomes a kind of authobiography of the learner.
 Dari kutipan Arnold tersebut di atas dapat diartikan bahwa portofolio merupakan kumpulan-kumpulan kerja siswa dan penilaian reflektif yang digunakan untuk mendokumentasikan kemajuan dan prestasi dari waktu ke waktu.
           Definisi lain di katakan oleh Popham (2003:103), sebagai berikut: "A portfolio is a collection of one's work. Essentially, portfolio assessment requires students to continually collect and evaluate their ongoing work for the purpose of improving the skills they need to create such work." yang artinya bahwa portofolio merupakan hasil kumpulan pekerjaan seseorang yang dapat dievaluasi secara berkesinambungan dan sistematik guna meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa dalam menciptakan hasil pekerjaan yang optimal.
  Berpijak dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahawa portofolio merupakan suatu kumpulan hasil kerja siswa dari waktu ke waktu yang dapat digunakan sebagai instrumen penilaian untuk menilai perkembangan atau hasil belajar siswa secara berkesinambungan dan menyeluruh.

3
  Adapun fungsi dari portofolio dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah sebagai alat pengajaran dan penilaian, sebagaimana dikatakan oleh Arnold (1999:286), yaitu sebagai berikut:
The language portfolio serves two main function in the total learning process:
1.      Pedagogic function: a tool for self-organized language learning. Learners learn to collect authentic data of their own work, record it in suitable ways and reflect on their language learning biography.
2.      Reporting function: a tool for reporting language learning outcomes to teachers, institutions and other relevant stakeholders (parents, administrators, other educational institutions, employers, etc).

6
 Dari kutipan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa portofolio berfungsi sebagai alat untuk melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar, perluasan dimensi belajar, pembaharuan kembali proses belajar mengajar dan pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar serta digunakan sebagai alat untuk menilai perkembangan peserta didik secara otentik.

2.2  Tahap-tahap Penilaian Portofolio
Suryapranata dan Hatta dalam bukunya yang berjudul Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004 (2004:99-189) menjelaskan mengenai tahap-tahap penilaian portofolio yang dapat diringkas sebagai berikut:
Pertama-tama, dalam memulai penilaian portofolio yaitu menetapkan tujuan portofolio. Guru menentukan tujuan portofolio karena tujuan portofolio akan sangat berpengaruh terhadap penggunaan jenis portofolio (penilaian portofolio kerja, penilaian portofolio dokumentasi, atau penilaian portofolio penampilan). Jika sudah ditetapkan tujuan instruksional masing-masing penilaian portofolio maka guru mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.
Hal kedua, yang perlu dilakukan dalam penilaian portofolio adalah menetapkan isi portofolio. Isi dan bahan penilaian harus mengacu pada tujuan yang ditetapkan. Guru menetapkan jenis evidence dan rentang evidence, maksud nya guru harus menentukan banyaknya portofolio akan digunakan sebagai bahan penilaian serta menentukan bagaimana suatu tugas dikerjakan. Jika sudah ditetapkan tujuan dan isi penilaian portofolio maka guru mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.

7
Selanjutnya, dalam menentukan tahapan penilaian portofolio adalah menetapkan seleksi portofolio. Guru menetapkan prosedur seleksi evidence dan menetapkan cara mengelola penilaian. Dalam seleksi evidence peserta didik, sebaiknya peserta didik dilibatkan seoptimal mungkin, biarkan peserta didik memilih evidence terbaik mereka. Setelah tahap-tahap tesebut dilakukan maka guru mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.
Tahap keempat, adalah menetapkan yang akan dinilai dan kriteria penilaian. Guru menentukan fokus penilaian apakan penilaian individu atau kelompok, mendeskripsikan kriteria penilaian, serta meyakinkan bahwa criteria yang dikembangkan sudah jelas dan mudah dikomunikasikan. Setelah tahap-tahap tersebut ditetukan maka guru mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.
Terakhir adalah menetapkan metode untuk estimasi dan pelaporan kedudukan peserta didik dalam peta kemampuan. Setelah itu guru mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.

Perbedaan Teknik Penilaian Portofolio dan Tes
No
Tes
Penilaian Portofolio
1
Menilai peserta didik berdasarkan sejumkah tugas terbatas
Menilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai.
2
Menilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas.

8
Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangan yang berlangsung selama proses pembelajaran.
3
Menilai semua peserta didk dengan menggunakan kriteria
Menilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing-masing, dengan memperimbangkan juga faktor perbedaan individual.
4
Proses penilaian tidak kolaboratif (tidak ada kerja sama, terutama antara guru, peserta didik, dan orang tua)
Mewujudkan proses penilaian yang kilaboratif.
5
Penilaian diri oleh peserta didik bukan merupakan suatu tujuan.
Peserta didik menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan.
6
Yang mendapat perhatian dalam penilaian hanya pencapaian.
Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi kemajuan, usaha, dan pencapaian.
7
Terpisah antara: kegiatan pembelajaran, testing, dan pengajaran.
Terkait erat antara kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelajaran

Dari tabel di atas Surtapranata dan Hatta menjelaskan bahwa penilaian portofolio memiliki kelebihan dalam beberapa hal, terutama lebih objektif dilihat dari hasil kerja peserta didik yang sesungguhnya, lebih terbuka dimana peserta didik ikut serta menilai pekerjaan yang dilakukannya, dan secara langsung berhubungan dengan proses kegiatan pembelajaran.

9
Sebagai suatu teknik penilaian portofolio, selain penjelasan di atas Suryapranta dan Hatta pun menjelaskan bahwa penilaian portofolio memiliki keunggulan-keungulan lainnya dan kekurangan yang dapat diringkas oleh penulis, yaitu sebagai berikut:
a. Keunggulan
1)        Perubahan paradigma penilian, adalah dengan adanya perubahan membandingkan kedudukan kemampuan peserta didik (berdasarkan grade, persentil, atau skor tes) kepada pengembangan kemampuan peserta didik melalui umpan balik dan refleksi diri.
2)        Akuntabilitas (accoutability), guru sebagai pendidik bertanggung jawab terhadap konstituen yaitu peserta didik, orang tua, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu penilian portofolio adalah salah satu penilian yang dapat dilaksanakan sebagai perwujudan penilian yang bertanggung jawab kepada konstituen dimaksud diatas.
3)        Peserta didik sebagai individu dan peran aktif peserta didik, cirri khas penilian portofolio adalah memungkinkan guru untuk melihat peserta didik sebagai individu, yang masing-masing memiliki karakteristik, kebutuhan dan kelebihan tersendiri. Ciri khas ini merupakan keunggulan dimana penilian portofolio sangat berguna manakala program evaluasi sangat fleksibel dan lebih menekankan pada tujuan individual.
4)         Identifikasi, penilaian portofolio dapat menolong guru untuk mendokumentsikan kebutuhan dan asset komunitas yang berminat. Penilian portofolio juga dapat mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pengajaran dan kemungkinan untuk mendokumentasikan “pemikiran” disamping pengembangan program.
5)        Keterlibatan orang tua dalam masyarakat, adalah sebagai alat komunikasi dengan adanya keterlibatan pihak luar seperti guru, orang tua,komite sekolah, dan masyarakat luas.

6)       

10
Penilian diri, adalah pengukuran dilakukan berdasarkan evidence peserta didik yang asli. Portofolio memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri sendiri (self-evaluation), refleksi, dan pemikiran yang kritis (critical thinking).
7)        Penilaian yang fleksibel, bahwa penilian ini memungkinkan pengukuran yang fleksibel yang bergantung kepada indicator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan.
8)        Tanggungjawab bersama, bahwa penilian ini memungkinkan guru dan peserta didik secara bersama-sama bertanggungjawab untuk merancang proses pembelajaran dan untuk mengevaluasi kemajuan belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
9)        Keadilan, bahwa portofolio adalah salah satu alat penilian yang ideal untuk kelas yang heterogen, yang sangat terbuka bagui guru untuk menggambarkan kelebihan dan kekurangan peserta didik dan memantau perkembangan mereka.
10)    Kriteria penilian, bahwa dalam penilain portofolio peserta didik diberikan penghargaan (kredit) atas usaha mereka.

                   b. Kekurangan
1)        Waktu ekstra, bahwa penilaian portofolio memerlukan kerja ekstra dibandingkan dengan penilian lain yang biasa guru lakukan, karena pelinaial yang efektif meemrlukan perencanaan dan menjaga baik-baik tentang peserta didik.
2)        Reliabilitas, bahwa penilian portofolio Nampak agak kurang reliable dan kurang fair dibandingkan dengan penilian lain yang menggunakan angka seperti ulangan harian, ulangan umum maupun ujian akhir nasional yang menggunakan tes, karena penilaian portofolio dilakukan sendiri oleh peserta didik (self-assessment) maupun oleh kelompok peserta didik.

3)       

11
Pencapaian akhir, bahwa guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya pecapaian akhir. Jika hal ini terjadi, berarti proses penilian portofolio tidak mendapat perhatian sewajarya.
4)        Top-Down, bahwa guru dan peserta didik biasaya terjebak dalam suasana hubungan top-down, yaitu guru menganggap segala tahu dan peserta didik selalu dianggap sebagai objek yang harus dididik dan diberi tahu. Dengan demikian proses pembelajaran menjadi satu arah yaitu peserta didik seagai objek yang diberi pengajaran sedangkan guru adalah sebagai subjek yang member pengajaran (pedidikan). Apabila kondisi ini terwujud, maka inisiatif dan kreatifitas peserta didik yang menjadi cirri khas penilaian portofolio akan hilang.
5)        Skeptisme, bahwa masyarakat khususnya orang tua peserta didik selama ini haya mengenal keberhailan anaknya hanya pada angka-angka hasil tes akhir (test scores), peringkat, dan hal-hal yang berdifat kuantitatif. Sebaliknya, portofolio pada hakekatnya tidak mengenal angka-angka dimaksud, akibatnya orang tua terkadang bersikap skeptis dan lebih percaya kepada tes selain penilaian portofolio.
6)        Hal yang baru, bahwa penilaian portofolio adalah sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan.oleh karena itu bukan tidak mungkin kebanyakan guru atau bahkan Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja Kependidikan (LPTK) belum mengenal penilaian portofolio.
7)        Kriteria penilaian dan analisis, bahwa kelemahan utama dalam penilian porotofolio adalah tidak adanya criteria penilaian, karena penggunaan angka dalam penilian portofolio akan dihindari, analisis terhadap penilaian portofolio menjadi agak sulit dilakukan.
8)        Penerapan disekolah, bahwa peilaian portofolio terkadang sulit utuk diterapka di sekolah yang lebih mengenal perbandingan peserta didik melalui skor tes, peringkat dan yang kebih sering menggunakan tes yang sudah baku.
9)       

12
Format penilaian yang lengkap dan detail, bahwa penyedian format yang digunakan secara lengkap dan detail, dapat juga menjebak. Peserta didik akan terjerumus kedalam suasana yang kaku dan mematikan, yang pada akibatya juga akan mematikan inisiatif dan kreativitas.
10)    Tempat penyimpanan, bahwa penilaian portofolio memerlukan tempat pentimpanan evidence yang memadai, apalagi bila jumlah peserta didik cukup besar.
(Suryapranata dan Hatta, 2004:86-96).
Dari uraian mengenai kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio di atas dapat dikatakan bahwa penilaian portofolio memerlukan waktu yang lebih dibandingkan dengan penilaian yang lain.

2.3  Format Penilaian Portofolio




13
Atau
2.4  Pengertian Penilaian Teman Sejawat

Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik (Peer Asessment) merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan antarpeserta didik. Penilaian teman sebaya dilakukan oleh peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya (Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014)
Penilaian teman sejawat adalah proses di mana siswa terlibat dan bertanggung jawab dalam penilaian kerja siswa lain yang setingkat (Kartono,2011)
Ada beberapa pengertian tentang penilaian teman sejawat, tetapi intinya adalah suatu penilaian yang melibatkan siswa untuk menilai temannya mengenai kualitas kerja mereka.

14
Penilaian teman sejawat memerlukan para siswa untuk memberikan nilai atau umpan balik pada teman mereka mengenai kinerja atau produk mereka berdasarkan suatu kriteia yang telah dibuat kriteria yang telah dibuat bersama mereka. Beberapa keuntungan penilaian teman sejawat antara lain (Kartono, 2011) :
1.   Dapat meningkatkan hasil belajar,
2.   Dapat meningkatkan kolaborasi belajar melalui umpan balik dari teman               sejawat
3.   Siswa dapat membantu temanya dalam pemahaman dan belajar mereka dan merasa lebih nyaman dalam proses belajar
4.   Siswa dapat memberi komentar pada kinerja temannya.
            Penilaian teman sejawat cocok diterapkan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, (Willey & Gardner dalam Kartono,2011) dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa teman sejawat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan hasrat mereka untuk belajar. Dalam penelitian lainnya Willey & Gardner dalam Kartono, 2011 juga menyimpulkan bahwa penilaian teman sejawat menjadi fasilitas mereka dalam menerima umpan balik yang menguntungan dari teman kelompok mereka, sebagai faktor penentu keberhasilan dalam belajar kelompok mereka.

2.5  Teknik Penilaian Teman Sejawat
   Dalam Penilaian teman sebaya instrumen yang digunakan dalam berupa lembar penilaian teman sebaya dalam bentuk angket atau kuesioner. Selanjutnya, (Imas Kurinasih dan Berlin Sani  dalam Putri A. C. 2015) juga menyatakan bahwa penilaian teman sebaya merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi Sehingga dapat dinyatakan bahwa penilaian teman sebaya merupakan teknik penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap dengan cara meminta siswa untuk saling menilai satu sama lain.

15
Pelaksanaan sistem penilaian ini dapat dilakukan dengan cara (Budiastutu E):
1.      Masing - masing peserta didik diminta saling menilai temannya dalam satu kelas, baik proses maupun produk
2.      Membentuk sebuah tim yang terdiri dari beberapa peserta didik yang bertanggung jawab menilai keterampilan seluruh peserta didik dalam kelas tersebut
3.      Masing-masing peserta didik diberi tanggung jawab untuk menilai tiga atau empat temannya.
            Selain itu, penilaian kompetensi sikap melalui penilaian teman sebaya dilaksanakan melalui beberapa langkah. Adapun langkah - langkah dalam melaksanakan penilaian kompetensi sikap melalui penilaian teman sebaya menurut Kunandar dalam Putri A. C. (2015) yaitu:
1.   Menyampaikan kriteria penilaian kepada siswa.
2.   Membagikan format penilaian teman sebaya kepada siswa.
3.   Menyamakan persepsi tentang setiap indikator yang akan dinilai.
4.    Menentukan penilai untuk setiap siswa, satu orang siswa sebaiknya dinilai oleh beberapa teman lainnya.
5.    Meminta siswa untuk melakukan penilaian terhadap sikap temannya pada lembar penilaian.






2.6 

16
Format Penilaian Teman Sejawat
          Tabel 1.  Format Penilaian Teman sejawat
Keterangan:
4= selalu
3= sering
2= jarang
1= sangat jarang






2.7 

17
Pengertian Penilaian Diri
      Penilaian diri merupakan jenis penilaian yang melibatkan peserta didik untuk menilai pekerjaannya, baik dalam proses maupun produk. Menurut Burhanuddin Tola (2006), penilaian diri adalah suatu model yang berhubungan antara hakekat penilaian diri dengan hasil belajar siswa. Kerangka penilaian diri mendefinisikan suatu kesuksesan bagi guru dan siswa karena telah melakukan masteri suatu skill atau kemampuan dan tugas-tugas belajar dan mengajar. Penilaian diri mampu memainkan aturan dalam mengarahkan siklus belajar, ketika penilaian diri siswa adalah positif. Sebaliknya penilaian diri adalah negative apabila siswa menemukan konflik belajar, menyeleksi tujuan personal yang tidak  realistik, menyesal terhadap hasil kinerja.










a.       Pentingnya penilaian diri
      Saat ini penilaian diri siswa banyak dikondisikan dalam kehidupan sehari -hari di kelas. Guru memiliki kesempatan untuk melakukan penilaian kemampuan, keterampilan, dan nilai-nilai individu dan atau kelompok siswa. Berikut adalah hal-hal penting:
1)      Membandingkan hasil pekerjaannya dari waktu ke waktu
2)      Mengkreasi kriteria penilaian pada suatu tugas yang diberikan
3)      Mendiskusikan strateginya untuk melakukan tugasnya
4)      Bekerja dengan teman sejawat untuk menilai dan merevisi tugasnya
5)      Menimbang kecenderungan tugasnya, dan menelaahnya
6)     

18
Merefleksikan tugas berikutnya

      Model penilaian diri mempunyai keuntungan jika sistem penilaian diformalkan dengan cara memberikan pedoman penilaian kepada peserta didik mengenai proses penilaian dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menilai pekerjaannya.
      Disamping itu model ini akan dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk keperluan diagnostik atas kemampuannya. Informasi ini akan dimanfaatkan oleh peserta didik untuk memperbaiki atau meningkatkan kompetensinya sebelum dinilai oleh gurunya.

2.8  Teknik Penilaian Diri
      Menurut Imam Prasaja (2013), Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana seorang peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan kelebihan dan kekurangannya, serta tingkat pencapaian kompetensi dari apa yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi afektif. Untuk menentukan capaian kompetensi tertentu serta untuk pengambilan keputusan terhadap peserta didik, penilaian diri biasanya dikombinasikan dengan teknik penilaian lainnya.
a.       Perencanaan Penilaian Melalui Teknik Penilaian Diri
      Beberapa hal yang harus dilakukan dalam merencanakan pengembangan instrumen penilaian diri adalah sebagai berikut.
1)      Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
2)      Menyusun kriteria penilaian yang akan digunakan.
3)      Menyusun format penilaian (dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian).
b.    Pelaksanaan dan Pemberian Umpan Balik Penilaian Diri
      Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pelaksanaan penilaian melalui teknik penialaian diri adalah sebagai berikut.
1)      Menyampaikan kriteria penilaian kepada peserta didik.
2)     

19
Membagikan format penilaian diri kepada peserta didik.
3)      Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri,
      Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian umpan balik adalah sebagai berikut.
1)      Umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap hasil penilaian diri peserta didik.
2)      Umpan balik disampaikan secara lisan melalui konferensi atau secara tertulis dan bersifat konstruktif.
3)      Umpan balik memotivasi peserta didik untuk meningkatkan kompetensinya.

c.       Acuan Kualitas Instrumen Penilaian Diri
      Acuan kualitas instrumen penilaian diri adalah sebagai berikut.
1)      Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana
2)      Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
3)      Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah dipahami oleh peserta didik
4)      Kriteria penilaian jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda
5)      Mampu menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya
6)      Mampu mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi peserta didik
7)      Secara umum bermakna, mengarahkan peserta didik untuk memahami kemampuannya
8)      Mampu mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
9)      Memuat indikator kunci /indikator esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik
10)  Indikator yang digunakan menunjukkan kemampuan yang dapat diukur
11) 

20
Mampu memetakan kemampuan peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi.

2.9  Format Penilaian Diri
Menurut PerMenDikBud, Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous learning).
Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a.              Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b.             Menentukan kompetensi yang akan dinilai.
c.              Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d.             Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau skala penilaian.

Contoh: Format penilaian diri untuk aspek sikap
Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok
Nama                                            :----------------------------
Nama-nama anggota kelompok        : ----------------------------
Kegiatan kelompok                           : ----------------------------

Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 6, tulislah huruf A,B,C atau D didepan  tiap pernyataan:
A : selalu                                                       C : kadang-kadang
B : sering                                                       D : tidak pernah
1.---    Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan
2.--- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan  sesuatu
3.---    Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan
4.---    Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya
5. Selama kerja kelompok, saya….
----  mendengarkan orang lain
----  mengajukan pertanyaan
----  mengorganisasi ide-ide saya
----  mengorganisasi kelompok
----  mengacaukan kegiatan
----  melamun
6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?
---------------------------------------------------------------------

21

Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan dan pengetahuan.








BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1)      Portofolio merupakan suatu kumpulan hasil kerja siswa dari waktu ke waktu yang dapat digunakan sebagai instrumen penilaian untuk menilai perkembangan atau hasil belajar siswa secara berkesinambungan dan menyeluruh.
2)      Tahap-tahap penilaian portofolio yaitu menetapkan tujuan portofolio, menetapkan isi portofolio, menetapkan seleksi portofolio, menetapkan yang akan dinilai dan kriteria penilaian serta menetapkan metode untuk estimasi dan pelaporan kedudukan peserta didik dalam peta kemampuan.
3)      S







4)      Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik (Peer Asessment) merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
5)     

22
Adapapun langkah-langkah dalam penilaian teman sejawat adalah menyampaikan kriteria penilaian kepada siswa, membagikan format penilaian teman sebaya kepada siswa, menyamakan persepsi tentang setiap indikator yang akan dinilai, menentukan penilai untuk setiap siswa, satu orang siswa sebaiknya dinilai oleh beberapa teman lainnya, dan meminta siswa untuk melakukan penilaian terhadap sikap temannya pada lembar penilaian.
6)     

23








Keterangan: 4= selalu, 3= sering, 2= jarang, 1= sangat jarang
7)      Penilaian diri adalah sutu model yang berhubungan antara hakekat penilaian diri dengan hasil belajar siswa.
8)      Teknik penilaian diri dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu penilaian melalui teknik penilaian diri, pelaksanaan dan pemberian umpan balik penilaian diri dan acuan kualitas instrumen penilaian diri.
9)      Format Penilaian Diri
Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok
Nama                                            :----------------------------
Nama-nama anggota kelompok        : ----------------------------
Kegiatan kelompok                           : ----------------------------

Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 6, tulislah huruf A,B,C atau D didepan  tiap pernyataan:
A : selalu                                                       C : kadang-kadang
B : sering                                                       D : tidak pernah
1.---    Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan
2.--- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan  sesuatu
3.---    Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu

24
selama kegiatan

21

3.2  Saran
      Dengan adanya berbagai format penilaian assesmen alternative seperti penilaian portofolio, teman sejawat dan penilaian diri, diharapkan dapat menambah referensi guru untuk mendapatkan data penilaian yang objektif, efisien dan akurat sehingga dapat menunjang kegiatan belajar mengajar karena mendapatkan data yang diperlukan dalam evaluasi setiap kegiatan pembelajaran guna menciptakan kegiatan belajar mengajar yang berkualitas


















DAFTAR PUSTAKA

____. 2013 [Online : https://edukasitok.blogspot.co.id/2013/12/kteteria-dalam-penilaian-portofolio.html?m=1]. Kriteria dalam Penilaian Portofolio. [9 Oktober 2016].
Alfaruq, Habiburrohman. [Online : http://www.slideshare.net/habiburrohman alfaruq/ penilaian-otentik-dan-pengisian-rapor-pai]. Penilaian Otentik dan Pengisian Rapor. [9 Oktober 2016].
Budiastuti E. ___. Pengembangan Instrumen Non Tes [Online] http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Emy%20Budiastuti,%20M.Pd./MODUL%20PENILAIAN%20NON%20TES.pdf. Diakses pada 8 Oktober 2016.
Burhanuddin Tola. 2006. Manajemen Sekolah Berbasis Perubahan Kurikulum Jurnal Pendidikan Tahun ke V Nomor. 25.
Kartono, 2011. Efektivitas penilaian diri dan teman sejawat untuk penilaian formatif dan sumatif pada pembelajaran mata kuliah analisis kompleks. Surakarta : Jurusan Matematika FMIPA UNNES.
Mulyana, Aina. 2016.[Online : http://ainamulyana.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-dan-langkah-langkah.html?m=1]. Pengertian dan Langkah-langkah Penilaian Portofolio. [9 Oktober 2016]
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
Permendikbud. 2014. Pedoman Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik. Jakarta.

25
Putri A. C. 2015. Pelaksanaan Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas Iv A Sekolah Dasar Negeri 4 Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan.

26
Prasaja, Imam. 2013. [Online : https://imamprasaja.files.wordpress.com/ 2013/ 11/ petunjuk-teknis-pengembangan-instrumen.pdf]. Petunjuk Teknis Pengembangan Instrumen. [9 Oktober 2016].


Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kiri kanan home