Kegagalan hari Ini berarti pendorong,
Namun kejayaan semalam bukan berarti kemegahan oleh karena itu gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit, dan rendahkanlah dirimu serendah rumput di bumi.

share yu...

PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI

BAB I
PENDAH
1.1  Latar Belakang
Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Istilah tes hanya populer di lingkungan persekolahan, tetapi juga diluar sekolah bahkan dimasyarakat umum. Kita sering mendengar istilah tes kesehatan, tes olahraga, tes makanan, tes kendaraan, dan lain-lain. Disekolah juga sering kita dengar istilah pretes, protes, tes formatif, tes sumatif, dan sebagainya. Disekolah, tes ini sering juga disebut dengan tes prestasi belajar. Tes ini banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,dan evaluasi.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes”. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru disebutkan bahwa kompetensi pedagogik untuk guru SMP, MI, SMP, MTs, SMA, MA, SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat, meliputi kemampuan antara lain pemahaman tentang peserta didik secara mendalam, penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi kemampuan merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa penilaian (evaluasi) bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk keperluan perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa, dan untuk memperoleh umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.


1
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar perlu dirancang proses pembelajarannya, diimplementasikan menggunakan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran,  menggunakan media yang relevan dengan pembelajaran, serta mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam pembelajaran objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi dan sebagainya. Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dilihat dari segi sistem penskorannya dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu tes objektif dan tes subjektif.
Tes objektif dalam hal ini adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan jawaban atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal. Peserta hanya memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dengan demikian pemeriksaan atau penskoran jawaban atau respon peserta tes sepenuhnya dapat dilakukan secara objektif oleh pemeriksa. Karena sifatnya yang objektif, maka tidak perlu harus dilakukan oleh manusia, tetapi dapat dilakukan sengan mesin, misalnya mesin scanner. Dengan demikian skor hasil tes dapat dilakukan secara objektif.
Sebagai alat pengukur hasi belajar siswa tes diharapkan mampu memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Artinya, alat tes dapat memberikan informasi tentang siswa sesuai keadaan yang mendekati sesungguhnya. Hal itu penting karena informasi tersebut akan dipergunakan untuk mempertimbangkan dan kemudian memutuskan berbagai kebijakan baik yang berkenaan dengan siswa maupun kegiatan pengajaran secara umum. Sebuah alat tes yang baik harus memenuhi beberapa kriteria tertentu, antara lain alat tes haruslah tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Alat tes yang baik harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi kelayakan, kesahihan, keterpercayaan, dan kepraktisan (Nurgiyantoro, 2001:98).

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari tes uraian ?
2.      Apa saja kelebihan dan kelemahan tes uraian ?
3.      Bagaimanakah petunjuk penyesuaian tes uraian?
4.      Bagaimanakah klasifikasi tes uraian ?
5.      Kapan penggunaan tes uraian digunakan?
6.      Apakah pengertian dari tes objektif?
7.      Apa saja kelemahan dan kelebihan tes objektif ?
8.      Bagaimanakah klasifikasi tes objektif ?

1.3  Tujuan penulisan
1.      Memberikan informasi bagi pembaca mengenai tes uraian dan tes objektif.
2.      Sebagai bahan pembelajaran dan pengkajian bagi mahasiswa dan penulis dalam mengetahui pengertian tes uraian dan tes objektif, kelebihan dan kelemahan tes tersebut, klasifikasi tes, dan lain sebagainya dalam proses pembelajaran evaluasi proses hasil pembelajaran matematika.





















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TES URAIAN (SUBJEKTIF)
2.1.1 Pengertian Tes uraian
Tes uraian pada umumnya berbentuk essay examination (uraian), yang merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, menghubungkan pengertian-pengertian, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa tes ini menuntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Dalam hal inilah kekuatan atau kelebihan tes essay dari alat penilain lainnya.
Adapun ciri-ciri pertanyaan dari tes uraian adalah didahului dengan kata-kata seperti: uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan dan sebagainya. Dan soal dalam bentuk tes ini biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 buah soal dalam waktu kira-kira 90 s/d 120 menit.
Tes uraian ini memiliki kekhususan dalam penggunaannya, yaitu:
1)      Apabila jumlah peserta ujian relatif sedikit
2)      Apabila waktu penyusunan soal terbatas
3)      Biaya dan tenaga untuk mengadakan soal tidak memadai, waktu untuk melakukan pemeriksaan hasil cukup panjang
4)      Apabila tujuan tes untuk mengukur kemampuan berfikir analitik, sinetik, dan evaluative
5)      Apabila pendidik ingin mengukur kemampuan dan kekayaan bacaan peserta didik
6)      Apabila pendidik ingin melihat kemampuan fantasi dan imajinasi peserta didik.

2.1.2   Kelebihan dan Kelemahan Tes Uraian

4
Kelebihan Tes Uraian
a.              Mudah disiapkan dan disusun.
b.             Tidak memberikan banyak kesempatan untuk berspekulas atau untung-untungan.
c.              Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus.
d.             Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
e.              Dapat mengetahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan.
Kelemahan Tes Uraian
a.              Kadar validitas dan reabilitas rendah karena sukar diketahui segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
b.             Kurang refresentatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas).
c.              Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif.
d.             Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai.
e.              Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

2.1.3   Petunjuk Penyusunan Tes Uraian
Dalam penyusunan tes subjektif , maka harus diperhatikan beberapa hal berikut.
a.              Hendaknya soal- soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang di teskan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif.
b.             Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan.
c.              Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penilaiannya.
d.             Hendaknya diusahakan agar pertanyaannya bervariasi antara ”jelaskan”, ”bagaimana”, ”mengapa”, ”seberapa jauh”, agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan siswa terhadap bahan.
e.              Hendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh tercoba.
f.              Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Untuk ini pertanyaan tidak boleh terlal umum, tapi harus spesifik.
Agar diperoleh soal-soal bentuk uraian yang dikatakan memadai sebagai alat penilaian hasil belajar, hendaknya diperhatikan hal-hal berikut :
a.                   Dari segi isi yang diukur
Segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya, misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan, dan aspek kognitif lainnya.
b.                  Dari segi bahasa
Gunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah diketahui makna yang terkandung dalam rumusan pertanyaan. Bahasanya sederhana, singkat, tetapi jelas apa yang ditanyakan. Hindari bahasa yang berbelit-belit membingungkan atau mengecoh siswa.
c.                   Dari segi teknis
Hendaknya jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi yang sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih komprehensif daripada segi lingkup materinya.
d.                  Dari segi jawaban
Setiap pertanyaan yang hendak diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokoknya. Tentukan pula besarnya skor maksimal untuk setiap soal yang dijawab benar dan skor minimal bila menjawab dianggap salah atau kurang memadai.

2.1.4   Klasifikasi Tes Uraian
2.2         Uraian bebas
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri. hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraan bebas sifatnya umum. Contoh pertanyaan bebtuk uraian bebas adalah sebagai berikut:
1. Coba saudara jelaskan sebab-sebab terjadinya pertumbuhan penduduk yang cepat?
2. Mengapa pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap kwalitas hidup manusia?
2.3         Uraian terbatas
Dalam bentuk tes ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan ini bisa dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya dan indikator-indikatornya. Adapun contoh pertanyaan uraian terbatas ini adalah:
1.    Coba saudara jelaskan tiga faktor pertumbuhan penduduk!
2. Bagaimana hubungan pertumbuhan penduduk dengan kwalitas hidup manusia dalam hal ekonomi, pendidikan dan kesehatan?
2.4         Uraian terstruktur
Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal berstruktur berisikan unsure-unsur pengantar soal, seperangkat data,dan serangkaian subsoal. keuntungan soal bentuk berstruktrur ialah satu soal bisa terdiri dari atas beberapa subsoal atau pertanyaan. setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data tertentu sehingga lebih jelas dan terarah. soal-soal berkaitan satu sama lain dan bisa diurutkan berdasarkan tingkat kesulitannya. data yang diajukan dalam soal berstruktur bisa berupa angka, tabel, grafik, gambar, bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, model dan lain-lainnya.

2.2         TES OBJEKTIF
2.2.1   Pengertian Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai (uraian). Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak dari tes uraian. Kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 buah soal.
Tes objektif ini menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk kemampuan begitu tinggi, seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali, kemampuan pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip.

2.2.2   Kelebihan dan Kelemahan Tes Objektif
 Kelebihan dari Tes Objektif
a.              Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih refresentatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa.
b.             Lebih mudah dan lebih cepat memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
c.              Pemeriksaannya dapat diserahkan pada orang lain.
d.             Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
Kelemahan dari Tes Objektif
a.              Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
b.             Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
c.              Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
d.             Kerja sama antar siswa pada mengerjakan soal tes lebih terbuka.

2.2.3 Klasifikasi Tes Objektif
2.2.3.1 Free-Response Items
Penyusunan tes objektif , jawaban bebas secara umum sama dengan seluruh tes objektif, yakni munculnya keseragaman dan kepastian tentang jawaban yang benar sesuai dengan pernyataan. Berikut ini adalah prinsip-prinsip penyusunan tes objektif jenis ini:
1.    Short answer objective items
Tes bentuk ini tepat digunakan untuk mengukur kemampuan hafalan atau ingatan, khususnya kemampuan bidang matematika dan kemampuan penguasaan kosa kata dalam bahasa asing, maupun fakta-fakta spesifik, nama-nama tokoh, serta tempat tertentu dalam sejarah. Contoh: Siapa yang menemukan rumus Dalil Phytagoras?
2.    Completion test
Completion test merupakan salah satu bentuk test jawaban bebas, yaitu butir-butir test soalnya berupa satu kalimat dengan bagian-bagian yang dianggap penting dikosongkan sebagai pertanyaan yang mesti dijawab dalam penyelenggaraan tes, dengan kata lain peserta didik diminta untuk mengisi bagian-bagian yang ditiadakan tersebut. Contoh: candi Borobudur terdapat dikota dan candi Prambanan terdapat di kota.
2.2.3.2 Fixed-Response Items
Fixed-response items merupakan bentuk tes objektif karena butir-butir soal yang diberikan kepada peserta didik disertai dengan alternatif jawaban sehingga peserta didik dapat memilih salah satu alternatif yang disediakan. Selain itu, yang termasuk tes objektif tipe fixed-response items ini adalah:
1.    Tes Benar-Salah (true-false)
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugass menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari hurup B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari hurup S jika pernyataanya salah.
Bentuk tes benar-salah ada 2 macam (dilihat dari segi mengerjakan/menjawab soal), yakni:
1)             Dengan pembetulan (with corection) yaitu siswa diminta membetulkan jika ia memilih jawaban yang salah.
2)             Tanpa pembetulan (without correction) yaitu siswa hanya diminta melingkari huruf B atau S tanpa memberikan jawaban yang betul.
a.    Kelebihan Tes Benar-Salah
1)             Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak banyak memakan tempat karena biasanya pertanyaan-pertanyaannya singkat saja.
2)             Mudah menyusunnya.
3)             Dapat digunakan berkali-kali.
4)             Dapat dilihat secara cepat dan objektif.
5)             Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti.
b.    Kelemahan Tes Benar-Salah
1)             Sering membingungkan.
2)             Mudah ditebak/diduga.
3)             Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakn hanya engan dua kemungkinan benar atau salah.
4)             Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali.
c.    Petunjuk Penyusunan Tes Benar-Salah
Dalam penyusunan tes benar-salah, maka harus diperhatikan hal-hal berikut:
1)             Tulislah huruf B-S pada permulaan masing-masing item dengan maksud untuk mempermudah mengerjakan atau menilai (sKoring).
2)             Usahakan agar jumlah butir soal yang harus ijaab B sama dengan butir soal yang harus dijawab S. Dalam hal ini hendaknya pola jawaban tidak bersifat teratur misalnya: B-S-B-S-B-S atau SS-BB-SS-BB-SS.
3)             Hindari item yang masih bisa diperdebatkan
4)             B-S. Kekayaan lebih penting dari pada kepandaian.
5)             Hindari pertanyaan-pertanyaan yang persis dengan buku.
6)             Hindari kata-kata yang menunjukkan kecenderungan memberi saran seperti yang dikehendaki oleh item yang bersangkutan, misalnya: semuanya, tidak selalu, tidak pernah, dan sebagainya.

2.    Tes Pilihan Ganda (multiple choice)
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan . Atau multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternative (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dari beberapa pengecoh (distractor).
a.    Penggunaan Tes Pilihan Ganda
Tes bentuk pilihan ganda (PG) ini merupaka bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat dicakup. Bentuk soal yang digunakan biasa dalam bentuk beberapa variasi, diantaranya yaitu:
a)             Pilihan ganda biasa
b)             Hubungan antar hal (pernyataan-sebab-pernyataan)
c)             Kasus (dapat muncul dalam berbagai bentuk)
d)            Diagram, gambar, tabel, dan sebagainya.
e)             Asosiasi.
b.    Petunjuk Penyusunan Soal Pilihan Ganda
Pada dasarnya, soal bentuk pilihan ganda ini adalah bentuk soal bentuk benar-salah juga, tetapi dalam bentuk jamak. Tercoba (testee) diminta membenarkan atau menyalahkan setiap stem dengan tiap pilihan jawaban. Kebanyakan jawaban itu biasanya sebanyak tiga atau empat buah, tapi adakalanya dapat juga lebih banyak (untuk tes yan diolah dengan komputer banyaknya option diusahakan 4 buah).
Cara memilih jawaban dapat dilakukan dengan jalan:
a)             Mencoret kemungkinan jawaban yang tidak benar.
b)             Memberi garis bawah pada jawaban yang benar (dianggap benar).
c)             Melingkari atau memberi tanda kurung pada huruf didepan jawaban yang dianggap benar. Yang sering kita temui adalah melingkari huruf didepan jawaban yang dianggap benar.
d)            Membubuhkan tanda kali (x) atau (+) didalam kotak atau tanda kurung didepan jawaban yang telah disediakan.
e)             Menuliskan jawaban ditempat yang telah disediakan.




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara singkat, bahwa tes terbagi menjadi dua. Pertama, tes objektif yakni tes yang terdiri dari item-item(stem) yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif(option) yang benar dari alternatif yang tersedia atau dengan mengisi jawaban yang benar. Kedua, tes uraian / subjektif yakni sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban uraian yang relatif panjang. Siswa harus menjelaskan, membandingkan, dan mencari perbedaan sehingga siswa dapat mengerti suatu materi pelajaran.
Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, menghubungkan pengertian-pengertian, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Tes uraian memilik kelebihan di antaranya: dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi, dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa, dapat melatih kemampuan berfikir teratur atau penalaran, yakni berfikir logis, analtis, dan sistematis, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving), adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berfikir siswa.
Selain itu terdapat juga kekurangan dari tes uraian ini yaitu, Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai, kurang representatif dalam hal mewakili seluruh skop bahan pelajaran yang akan di tes karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas), cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsure-unsur subyektif, dan pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai.

12
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. hal ini memang dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai (uraian). Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak dari tes uraian.

3.2 Saran-saran
Makalah sederhana ini memiliki banyak kekurangan dan sangat terbuka untuk didiskusikan kembali secara bersama-sama. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan kedepannya agar lebih sempurna.
Sekian makalah ini semoga dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran. dan semoga makalah ini dapat menjadi salah satu masukan yang baik untuk para calon guru.
















DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Brookhart Susan M, Nitko J. Anthony. (2007). Educational Assesment of Student.Fifth edition. New Jersey: Meril Prentice Hall.
Poerwanti E. (2001). Evaluasi Pembelajaran, Modul Akta mengajar. UMM Press.





















14
 

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kiri kanan home